Peringati Hari Jadi Komunitas Pengrajin Payocraf Tampilkan Produk

Siswa mengerjakan kerajinan payocraft. ist

PAYAKUMBUH-Komunitas pengrajin Payocraft merayakan hari jadi yang kedua tahun ini. Perkumpulan para pengrajin di Kota Payakumbuh itu merayakannya di rumah anggota komunitas perajut Adriati.

Selama ini komunitas itu banyak mengisi space komunitas untuk menampilkan produk mereka di galeri Sentra IKM Randang Payakumbuh.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh Wal Asri, kepada wartawan, Selasa (2/1) mengatakan dirinya menghadiri perayaan ulang tahun Komunitas Pengrajin Payocraft untuk memberikan motivasi kepada komunitas ini.

“Dengan telah berusia 2 tahun, diharapkan Payocraft terus memiliki kreatifitas yang lebih tinggi kedepannya. Sehingga, ada transformasi dari pengrajin menjadi pengusaha. Karena peluang Payocraft sangat menjanjikan di pasar dalam dan luar negeri, karena produk handmade itu nilai jualnya lebih tinggi,” ujarnya.

Selain itu, Wal Asri memberikan dukungan bagi Payocraft dimulai di saat alumni SLTA Sahabat 86 Payakumbuh/Limapuluh Kota melatih Panti Asuhan Aisyiah, selama 3 bulan dan itu gratis. Saat ini sudah memasuki pelatihan lanjutan selama 1 kali seminggu.

“Dharmawanita Kota Payakumbuh juga mendatangkan pelatih dari Payocraft secara sukarela kepada mereka yang membutuhkan ilmu rajutan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Payocraft Latifah Mayasari bersama Sekretaris Hermaroza dan Bendahara Mayrefda yang ditemui terpisah menyampaikan, kegiatan komunitas mereka ini berawal dari hobi. Sebanyak 18 ibu-ibu pecinta rajut berkumpul tepat pada 27 Januari 2019 silam di Medan Nan Bapaneh, Ngalau Indah.

“Anggotanya punya beragam tujuan, ada yang sekadar hobi, mengisi waktu luang berkarya dan ada yang sudah berproduksi. Bahkan membuat industri rajut kecil-kecilan. Kegiatan rutin kami satu kali sebulan kopi darat (kopdar) dan berbagi ilmu. Sementara kegiatan mingguan belajar merajut bersama di Rumah Rajut Fayari Payakumbuh,” terang Maya.

Menurutnya, Payocraft juga sering mengikuti berbagai pameran dan bazar serta seminar atau pelatihan. Bahkan, di saat pandemi Covid-19 ini, ibu-ibu anggota komunitas semakin produktif menghasilkan karya rajut dengan penjualan melalui online dan offline. “Untuk galeri sementara tersebar di 3 tempat, Rajut Azima Koto Nan Ampek, Ratna Handmade di Kapalo Rimbo dan di Rumah Rajut Fayari Parik Muko Aia,” tambahnya. (207)