Opini  

Pentingnya Proses Evaluasi Hasil Pembelajaran bagi seorang Pendidik  

Oleh:Rahmat Hidayat

(Mahasiswa Pasca IAIN Batusangkar,Program studi Manajemen Pendidikan Islam)

Dalam dunia pendidikan, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan seorang guru untuk membuat evaluasi hasil pembelajaran. Tahapan-tahapan itu di antaranya melakukan tes (testing), pengukuran (measurement), penilaian (assessment) dan evaluasi (evaluation). Keempat tahapan itu harus dilakukan seorang tenaga pendidik agar mendapatkan proses evaluasi pembelajaran yang maksimal dan efektif. Semua tahapan itu harus bisa dipahami dan diaplikasikan oleh seorang tenaga pendidik di dalam kegiatan pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal. sebelum menjelaskan bagaimana teknik proses evaluasi hasil pembelajaran, akan penulis kemukakan pengertian dari tes (testing), pengukuran (measurement), penilaian (assessment) dan evaluasi (evaluation).

Menurut Douglas A test is method of measuring a person’s ability, knowledge, or performance in a given domain. Menurut pendapat ahli pendidikan yang lain, kata “tes” berasal dari bahasa Latin “Statum” yang artinya alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes memiliki arti “ukuran yang digunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya”. Dalam kaitannya dengan tes terdapat beberapa istilah yaitu “Testing” yang artinya saat pengambilan tes, “Testee” yang artinya responden yang sedang mengerjakan tes, sedangkan “Tester” yang artinya subjek evaluasi.

Tes dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam waktu yang sudah ditetapkan oleh guru, sehingga menghasilkan suatu nilai yang berkaitan dengan tingkah laku atau prestasi peserta didik tersebut, yang bisa dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh peserta didik lain atau dengan nilai standar yang ditetapkan.

Mengukur adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan. Disamping itu, pengukuran juga dapat diartikan sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas dan disepakati. Dalam pengukuran, terdapat dua jenis satuan yaitu pengukuran dengan satuan tidak tidak baku dan pengukuran dengan satuan baku.

Penilaian merupakan proses kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program yang sudah ditetapkan sebelumnya berhasil dengan baik atau tidak baik. Secara istilah, penilaian merupakan proses kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program yang sudah ditetapkan sebelumnya berhasil dengan baik atau tidak baik. Agar mengetahui informasi mengenai penilaian tersebut, digunakan pengukuran, baik itu menggunakan instrumen tes maupun non tes.

Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”. Penilaian adalah suatu kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai terhadap objek penilaian.

Menurut Arikunto, evaluasi adalah berasal dari kata evaluation (bahasa Inggris). Kata tersebut diserap ke dalam perbendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “ evaluasi”. Dapat diartikan, evaluasi adalah suatu proses perbandingan dan pengukuran dari hasil akhir pekerjaan yang dinyatakan dicapai dengan hasil- hasil yang seharusnya dicapai.

Bagaimana penerapan tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran. Seorang guru yang akan melakukan evaluasi, maka tahapan pertama yang harus dilakukan adalah melakukan tes kepada peserta didik dengan waktu yang sudah ditentukan. tes terjadi di dalam kelas atau di luar kelas. Setelah melakukan tes, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran (measurement). Tahapan pengukuran ini dengan melihat hasil karya siswa dengan memberikan nilai berupa kuantitatif. Seperti contoh : guru bahasa Inggris melakukan pengukuran terhadap tes siswa.

Misalnya siswa yang bernama Condro Kusuma mengerjakan tes bahasa inggris sebanyak 50 soal. Soal yang dijawab benar sebanyak 45 soal, sedangkan soal yang dijawab salah sebanyak 5 soal. Angka yang benar 45 dan angka yang salah 5 soal. Itulah yang dinamakan pengukuran. Langkah selanjutnya setelah pengukuran adalah melakukan penilaian. Tadi sudah diketahui bahwa jawaban benar atas nama peserta didik yang bernama Condro Kusuma adalah 45. Jadi nilai akhir Condro Kusuma dalam tes saat ini adalah 90. Inilah yang dinamakan dengan penilaian. Setelah dilakukan penilaian, maka langkah terakhir.

adalah memberikan evaluasi. Dengan nilai 90 tadi, atas nama Candra Kusuma, maka dapat dievaluasi bahwa siswa yang bernama Condro Kusuma dapat memahami pembelajaran yang sudah diajarkan oleh seorang guru bahasa inggris. Selanjutnya melakukan evaluasi yang dijawab salah. Yang salah tadi sebanyak 5 soal. Indikator apa yang belum dikuasai oleh Condro Kusuma, maka inilah yang dinamakan evaluasi. Kemampuan dan kelemahan seorang siswa bisa dievaluasi secara menyeluruh setelah dilakukan tahapan-tahapan berupa tes, pengukuran dan penilaian.

Contoh yang lain adalah sebagai berikut : seorang guru IPA akan memberikan penilaian kepada peserta didik. Maka seorang guru, melakukan tahapan-tahapan adalah sebagai berikut: guru memberikan tes IPA kepada peserta, selanjutnya guru memberikan pengukuran (measurement) kepada peserta didik terkait hasil tesnya. Peserta didik itu yang menjawab soal BENAR berapa? Dan yang menjawab soal SALAH berapa? Langkah inilah yang dikenal dengan pengukuran (measurement). Selanjutnya setelah pengukuran (measurement) dilakukan penilaian (assessment). Langkah penilaian ini berupa memberikan nilai terhadap jawaban yang benar yang dilakukan siswa. Setelah itu baru melakukan evaluasi. Langkah terakhir ini menyimpulkan apakah peserta didik bisa memahami proses pembelajaran yang sudah dilakukan atau tidak.

Itulah tahapan-tahapan ketika seorang pendidik akan melakukan proses evaluasi hasil pembelajaran kepada peserta didik. Dengan melakukan tahapan di atas, maka diharapkan guru bisa memberikan evaluasi pembelajaran ke peserta didik secara akurat dan tepat. Dan peserta didik juga ketika menerima hasil evaluasi yang sudah dilakukan seorang tenaga pendidik, maka peserta didik akan langsung melakukan evaluasi yang sudah diberikan dari gurunya terkait hasil yang sudah diberikan. Langkah-langkah di atas harus terus dilakukan seorang guru, setiap akan melakukan proses evaluasi hasil pembelajaran tarutama fokusnya adalah evaluasi hasil belajar. (***)