Mengenal Nano Nani, Si Boneka Tali Asal Indonesia

Mainan Anak yang Mampu Bangun Life Skill Anak

Suanasa zoom metting Forum Jurnalis Pendidikan Angkatan IV. Ist

PADANG-Tangan Ryan Shahrezade bergerak dengan lincah memegang sejumlah tali yang berfungsi menggerakan sebuah boneka berbentuk seorang anak laki-laki. Boneka itu diketahui bernama Nano, yang berperan sebagai anak yang suka usil.

Boneka Nano bergerak ke sana kemari berkat kelincahan tangan Ryan, seorang pendongeng terkenal di Tanah Air. Nano biasanya selalu berpasangan dengan Nani, sosok boneka berparas perempuan.

Boneka tali dipastikan beda dibanding boneka yang dimainkan kebanyakan anak. Dengan tali, boneka akan bergerak dengan leluasa, sebab digerakkan dengan 12 tali. Tali dipasang pada sejumlah titik. Mulai dari kepala, punggung, lutut dan bagian lainnya.

Nano dan Nani, bisa menari, menggeleng bahkan jungkir balik berkat kelihaian tangan Ryan, yang akrab disapa Kak Ryan.

“Boneka tali memang belum banyak orang yang bisa memainkannya di Indonesia. Sebab butuh keterampilan khusus untuk memainkannya,”kata Aris Ananda selaku Founder Nano Nani Show, yang menjadi nara sumber dalam program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV, pada Rabu (6/4/2022).

Tak hanya menari, Nano dan Nani aktif bicara dan berinteraksi dengan anak-anak. Tapi bukan berarti boneka itu hidup. Suara lucu Nano Nani itu datang dari pria berkacamata yang mengendalikan kedua boneka itu lewat tali string di atasnya.

Boneka tali sebenarnya sudah bukan hal asing. Bagi sebagian orang tentu mengenal Si Unyil dan Pak Raden, pertunjukan boneka tali yang pernah jadi program rutin anak di stasiun televisi. Konsep yang sama juga hadir dalam bentuk kesenian Wayang.

Aris Ananda, Founder Nano Nani Show dan Education Enthusiast & Trainer, mengatakan boneka tali menjadi salah satu media pembelajaran yang efektif dalam menanamkan life skill. Tak hanya edukatif, boneka tali bisa melatih kemampuan komunikatif anak. Mengacu pada kurikulum 2013, pengertian life skill terbagi menjadi tiga.

Mulai dari kecakapan personal (kesadaran eksistensi dan potensi diri), kecakapan rasional (menggali, mengolah informasi, dan memecahkan masalah), dan kecakapan sosial (komunikasi lisan, tulisan, berempati, hingga bekerja sama).

“Boneka tali jadi media belajar yang efektif untuk menanamkan life skill bagi anak, seperti mengenali potensi diri, mengendalikan emosi, menumbuhkan empati, komunikasi, hingga memecahkan masalah. Itu sebaiknya diajarkan sejak dini,” jelas Aris.

Selain itu, boneka tali juga menarik karena bisa jadi sosok teman si anak. Di usia anak, memang ada kecenderungan untuk menganggap apa yang ada di sekelilingnya dijadikan teman bicara, termasuk boneka. Lewat media boneka tali, interaksi seluruh indera anak dapat terangsang secara aktif.

“Banyak anak yang tidak mau cerita ke gurunya. Tapi begitu menggunakan boneka tali, si anak mau ngobrol, berinteraksi, dan akhirnya cerita. Ini saya kira perlu ditanamkan sejak dini, di tingkat PAUD, TK dan SD,” papar Ryan Shahrezade.