Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota Mengaku Menghormati Proses Hukum Yang Berjalan

Limapuluh Kota – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota Afri Efendi, mengaku menghormati proses hukum dan penggeledahan yang dilakukan tim penyidik Kejaksaan Negeri Payakumbuh, di Kantornya Kamis (7/3). Dia juga membenarkan, bahwa sejumlah ruangan sempat digeledah oleh tim yang didampingi Kasi Pidsus Saut Berhard Damanik, Kasi Intel Gugi Dolansyah serta Kasi Barang Bukti (BB) Hendrik Murbawan, termasuk ruangan kerjanya. Namun penyidik tidak menyita atau mengambil dokumen apapun diruang kerjanya, sebab administrasi semuanya di ruang Kepala Bidang (Kabid).

Diantara ruangan yang digeledah oleh Penyidik yang berjumlah sekitar 12 orang itu, adalah ruangan sekretariat, ruangan Kabid dan yang berhubungan dengan administrasi. ”Maaf tadi kawan-kawan tidak ada yang bisa masuk saat adanya pemeriksaan atau penggeledahan oleh petugas. Berkaitan dengan penggeledahan tadi memang ada, namun prosesnya cuma sampai disitu, kelanjutannya belum tahu. Kita hormati proses hukum yang sedang berlangsung ini,” ujar Afri Efendi, didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Retyanda, setelah penyidik Kejaksaan Negeri Payakumbuh selesai melakukan penggeledahan dan membawa sejumlah dokumen.

Menurut Afri, meski dirinya tidak mendampingi saat penggeledahan berlangsung, penyidik masuk kesejumlah ruangan didampingi oleh sejumlah staf Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota. Ia juga menyebut tidak mengetahui dokumen atau berkas apa saja yang disita oleh penyidik Kejaksaan Negeri Payakumbuh yang menggunakan Rompi bertuliskan “SATUAN KHUSUS PEMBERANTASAN KORUPSI” itu. ”Tidak tahu dokumen apa saja yang dibawa penyidik. Namun berkaitan dengan itu (pengadaan pakaian seragam untuk murid SD dan SMP di Kabupaten Limapuluh Kota tahun anggaran 2023),” jelasnya.

Sementara terkait teknis pengadaan pakaian seragam untuk murid SD dan Pelajar di Kabupaten Limapuluh Kota tahun anggaran 2023, Afri mengaku tidak tahu, sebab dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota, saat pengadaan telah berjalan. ”Kalau persoalan teknis, mungkin ke Pak Aswanaldi (Kabid Dikdas) kalau teknis, sebab saya menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Limapuluh Kota saat pengadaan telah berjalan. Sementara terkait seragam yang telah dibagikan itu, memang masih tersisa dan jumlahnya sekitar 17 pasang,” tambahnya. (bule)