Kampuang Sarugo Terima Bantuan Pupuk dan Pestisida

Limapuluh Kota – Dengan dukungan pemerintah daerah serta pendampingan yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Koperasi Kampuang Sarugo mendapatkan bantuan pupuk dan pestisida senilai Rp1 miliar dari Bank Syariah Indonesia (BSI). Bantuan itu untuk menunjang ekonomi masyarakat pada sektor pertanian, terutama Jeruk Siam Gunuang Omeh (Jesigo) yang terdampak pasca Pandemi Covid-19.

Hal tersebut terungkap saat acara distribusi perdana pupuk dan pestisida kepada masyarakat di Jorong Sungai Dadok Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Rabu (15/2). Turut hadir Rektor Universitas Muhammadiyah Sumbar Riki Saputra, pimpinan Bank BSI Bukittinggi Veny Oktasari, pimpinan PT Pupuk Indonesia Donny Rachman, pimpinan Petrokimia Kayaku Zulfan Aroddly, camat Gunung Omeh, wali nagari dan masyarakat Kampung Sarugo.

Bupati Limapuluh Kota diwakili Sekda Widya Putra, dalam sambutannya, mengatakan, untuk mewujudkan pembangunan serta menyukseskan pencapaian visi misi sesuai RPJMD, pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan serta kerjasama dari berbagai pihak. “Kami mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Bank Syariah Indonesia (BSI), beserta seluruh stakeholder yang ada. Mudah-mudahan bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin,” ujarnya.

Senada dengan Sekda, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Riki Saputra, menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk membantu membangkitkan kembali perekonomian masyarakat Kampung Sarugo. “Sebagai lembaga pendidikan kita tidak hanya dituntut berfikir melangit, tapi juga membumi. Mensejahterakan masyarakat tidak bisa dilaksanakan hanya oleh satu lembaga saja. Namun harus bersama sama. Basamo mako manjadi,” ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Koperasi Kampung Sarugo Yusni Imam Marajo, mengaku bersyukur atas bantuan hibah tersebut. Ia mengungkapkan saat ini jumlah anggota koperasi mencapai 189 orang dengan rata-rata satu orang petani memiliki luas lahan antara 0,5 hingga 1 hektar.

“Saat ini kondisi pertanian jeruk sangat memprihatinkan, kita sulit mendapatkan pupuk. Sehingga kualitas jeruk di daerah kita menurun dan harga jual jeruk menjadi rendah. Kami bersyukur dengan bantuan pupuk ini, semoga nantinya dengan bantuan ini kualitas jeruk kita kembali membaik dan ekonomi masyarakat kita kembali stabil,” ungkapnya. 207