Jelang Kongres PWI XXV di Bandung, Jejak Digital Ketum Atal S Depar

Mustahil menjadi pengurus PWI di manapun jika bukan anggota PWI.
Hal lain yang tidak dibaca Atal, anggota PWI yang dalam status tersangka dalam kasus pidana tidak boleh jadi pengurus. Pada Kongres Solo, Zugito bahkan berstatus terdakwa dalam kasus pidana korupsi di pengadilan Makassar. Tim sukses Atal itu baru dinyatakan bebas murni setahun setelah Kongres Solo.

Jejak Zugito atau Zulkifli Gani Ottoh adalah orang yang paling bertanggungjawab atas lenyapnya Kantor PWI Sulsel warisan sejarah tokoh pers Makassar. Pada periode kepengurusan yang bersangkutan sebagai Ketua PWI Sulsel lah masalah kantor PWI Sulsel terjadi. Sebagian ruangnya dia sewakan kepada pihak ketiga tanpa izin dari Pemprov Sulsel. Sedangkan uang hasil komersialisasi gedung pemerintah itu tidak disetorkan kepada pemilik. Akibatnya, Pemprov Sulsel ditegur oleh KPK dan BPKP.

Jejak Zugito tidak hanya di sini. Puncaknya, ia memperalat Ketua PWI Sulsel dan Sekretarisnya untuk menggugat Pemprov Sulsel di PN Makassar dengan klaim kantor itu milik PWI. Dia lupa, seluruh wartawan di Sulsel mengetahui kantor PWI di Jalan AP Pettarani No 31 memang milik Pemprov Sulsel yang dipinjampakaikan kepada PWI Susel sejak 1997. Gedung Kantor PWI Sulsel itu kemudian disegel oleh ratusan Satpol bulan Mei tahun lalu. Penyegelan kantor PWI berdasar Amar Putusan PN Makassar No 350/2017. Gugatan PWI Sulsel kepada Pemprov di PN Makassar dimenangkan tergugat. Lima tahun Pengurus PWI Sulsel mengira pihaknya menang akibat salah membaca putusan. Sehingga lupa mengajukan banding dan inkracht.

Pemprov Sulsel kabarnya hanya mengganti uang untuk dua unit bangunan, masjid dan wisma seluas 100 m2 di komplek PWI Sulsel itu. Hasil penggantian itulah yang dipakai pengurus PWI Sulsel membeli kantor di pinggir kota Makassar di atas lahan berukuran 8x 15 m. Pada waktu soft opening kantor itu awal Agustus, banyak orang terpingkal- pingkal ketika Atal menyebut itu adalah Kantor PWI Perjuangan.
Jejak digital masih segudang. Nanti gampang ketemu waktu berpidato.Selain keluar konteks, semua yang diucapkan terbalik dengan kenyataannya. Hehe.