Jejak Digital Rachmat Gobel

Catatan Ilham Bitang

JEJAK pengusaha nasional dan politisi Rachmat Gobel kini tidak hanya bisa ditemukan dalam peralatan rumah tangga dan perkantoran dengan merek dagang “Panasonic Gobel”, tetapi juga di perpustakaan.

Penerbit “Buku Republika” dua minggu lalu meluncurkan buku “Rachmat Gobel Membangun Kemakmuran”. Artinya, lewat buku ini kenyamanan jasmani yang selama ini dijajakan pengusaha politisi itu sudah dilengkapi percikan pemikiran yang berfungsi sebagai gizi rohaniah.

Buku itu mengurai dua tahun perjalanan pengabdian pengusaha Nasional Rahmat Gobel sebagai anggota parlemen dengan posisi sebagai Wakil Ketua DPR.

Buku berukuran 13,5 X 20,5 cm dengan cover warna biru Partai Nasdem (partainya) sebagai latar foto medium close up Rachmat Gobel (selanjutnya RG). Buku terdiri atas 5 bab. Berisi visi RG sejak belia, gaya diplomasi, kehidupan spritual, dan penghayatan terhadap fitrah kemajemukan kita.

Kisah RG mulai menyusuri Belarusia, menapak jejak Soekarno di Uzbekistan demi pembangunan pertanian. Uraian tentang ekonomi pisang, dukungan terhadap UMKM, membangun rumah susun untuk nakes dan santri sampai soal UU Ciptaker harus untungkan UMKM.

Kisah lainnya, bagaimana RG tetap menemui rakyat di masa pandemi, dan mendorong Indonesia mengisi pasar halal dunia. Ada sekitar 50 tulisan yang menguraikan kiprah RG dalam dua tahun sebagai anggota parlemen.

Filosofi Monozukuri

Kiprah Rachmat Gobel dua tahun di parlemen ditulis Nasihin Masha, seorang yang sangat saya kenal sebagai wartawan senior dan serius. Nasihin mengawali karier jurnalistik dari bawah hingga pernah mencapai puncaknya sebagai pemimpin redaksi Harian Republika. Kini anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat (2018-2023).

Rahmat Gobel juga sosok yang amat saya kenal. Ia mengenyam pendidikan formalnya hingga meraih gelar Doktor Honoris Causa di Jepang. Sejak usia remaja, Rahmat kepincut filosofi Monozukuri bangsa Jepang, yang diyakininya sebagai akar kokoh yang menopang bangsa itu unggul di dunia.

Monozukuri bermakna hanya “memberi yang terbaik” dalam bahasa Jepang. “Mono” artinya cipta karya atau produk dan “zukuri” berarti yang terbaik.

Pengalaman saya lebih duapuluh tahun bersahabat dengan putera pengusaha dan politisi terkenal Thayeb Gobel itu, RG memang selalu memikirkan sesuatu dan mengusahakan segala sesuatu yang terbaik itu terwujud dalam pelaksanaannya.

Dan, itu sudah seperempat abad dipraktekkan secara nyata dalam banyak hal. Ambil contoh, penyelenggaraan Panasonic Awards, penghargaan tahunan bagi insan pertelevisian di Tanah Air.

Monuzukuri memang berkait dengan konsep keunggulan, keahlian, keterampilan, jiwa dan kebanggan atas pencapaian karya- karya terbaik, yang bermanfaat bagi banyak orang.