Hadiri Penanaman, Nurkhalis Beberkan Kunci Atasi Defisit Jagung di Sumbar

Nurkhalis saat menjadi narasumber diskusi yang digelar peserta sekolah lapangan petani Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota. (ist)

LIMAPULUH KOTA – Kordinator Wilayah (Korwil) Gerakan Pemuda Tani (Gempita) Sumatera Barat, Nurkhalis menghadiri kegiatan penanaman jagung di Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota akhir pekan lalu.

Kehadiran pria yang juga calon anggota DPD RI ini juga sebagai salah satu narasumber diskusi yang digelar peserta sekolah lapangan petani nagari setempat, bersama Anggota DPRD Limapuluh Kota, Virmadona.

Tokoh pemuda Sumbar kelahiran Mungka, Limapuluh Kota itu pun mengapresiasi semangat petani Lareh Sago Halaban, terkhusus Nagari Ampalu, dan Limapuluh Kota pada umumnya dalam budidaya jagung. “Dengan harga jual sekitar Rp6.000 per kilogram saat ini, saya rasa budidaya jagung cukup mengntungkan.

Apalagi dengan kondisi defisit ketersedian jagung untuk pakan ternak di Limapuluh Kota dan Sumbar secara umumnya. “Ini upaya kita dalam membantu pemerintah daerah dalam mengatasi defisit jagung di Sumatera Barat,” kata Nurkhalis yang menggagas ‘Gerakan Menjagungkan Lahan Tidur’ ini.

Sebagai daerah sentra telur, kebutuhan jagung Limapuluh Kota saja mencapai 350 ton hingga 400 ton per hari. Sementara kebutuhan jagung Sumbar itu 1.600 ton per hari. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat seiring peningkatan sentra produksi telur dan kebutuhan ternak lainnya. Sementara produksi jagung lokal itu baru sekitar 600 ton per hari.

Hal ini juga lah yang mendorong Nurkhalis dan pemuda tani membuka lahan tidur untuk ditanami jagung sejak 2017 lalu. Program ini juga sebagai upaya mengajak anak-anak muda Sumbar untuk mau bertani. Sudah sekitar 10 ribu hektare lahan tidur dibuka dan ditanami jagung di sejumlah lokasi di Sumbar.

Nurkhalis dan Virmadona bersama petani Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Limapuluh Kota. (ist)

Bagi Nurkhalis Gerakan “Pemuda Ayo Bertani” akan terus didorongnya. “Saya meyakini, bertani sebagai salah satu pilihan terbaik bagi anak-anak muda di tengah keterbatasan lapangan kerja dan kondisi ekonomi serta ancaman krisis pangan belakangan ini,” tegas pendiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Gempita, sekolah gratis bagi anak-anak putus sekolah itu.

Hanya saja Nurkhalis kembali menyerukan kesungguhan pemerintah dalam membantu petani dan memajukan pertanian Sumbar. Petani tentu saja butuh dukungan peralatan, bibit, pupuk hingga jaminan pasar dan termasuk asuransi pertanian. “Ini semua butuh support dari pemerintah. Program memang sudah banyak, tetapi dibutuhkan kesungguhan dalam membina petani, jika memang pemerintah pusat dan daerah itu serius untuk memajukan pertanian,” ulasnya.

Pihaknya juga terus mendorong pemerintah daerah baik provinsi dan terutama kabupaten serta kota serius dalam memanfaatkan lahan terlantar yang ada. “Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian sedang gencar-gencarnya mendorong pemerintah daerah untuk program ini. Kami berharap pemerintah daerah mendukungnya dengan serius membuka lahan tidur yang ada agar produktif. “Kami pemuda tani siap mendukung bahkan terdepan untuk hal ini,” tegas Nurkhalis. (gv)