Ragam  

Gunung Kartu Pos Itu, Elok Dijangkau

Seekor itik memulai pagi di Danau Kawaguchiko, di kaki Gunung Fuji (foto seruni)

Tepat waktu. Bersih. Nyaman. Adem. Tidak ada garagapuka di sambungan rel. Tak lama benar kereta melewati Nagoya, selama ini pula sampai di Kyoto. Lewat Nagoya. Total 45 menit jika lewat tol perlu waktu 5,5 jam.

Di negeri serba otomatis ini, saya cucukan karcis kereta, seperti ke lubang pipih mesin ATM. Masuk di sini, mencogok di sana, ambil lagi, berjalanlah menuju peron. Dan kereta pun berangkat.

Di kereta yang berjalan bagai peluru itu, penumpang duduk dalam diam. Sejumlah orang membaca, yang lain, mendengar musik di HP ditalikan ke telinga.

 

Inilah Gunung Fuji dan Danau Kawaguchiko, yang bagai kartu pos itu. Foto kj

Kini tiba di Kyoto, stasiun Hub, terbesar kedua di negara Matahari terbit tersebut. Di sini ada mall, hotel dan bioskop. Segala ada. Kyoto adalah kota seni dan sejarah karena luput dari bom atom saat Perang Dunia II.

Kami ke Kiyomizu Temple. Ramai bukan main. Jalan ke sana bagai Pasa Lereang, Bukittinggi. Bedanya ini toko-tokonya rapi dan tak ada pedagang yang menyesak-nyesak ke jalan.

Di kuil ini, Kyoto terlihat jelas. Dari sini pula kita merasa di atas awan, sebab tinggi. Ribuan orang datang ke sana berwisata dam belanja.**