Padang  

Gubernur: Rumah Sakit di Sumbar Kekurangan Stok Oksigen Hingga Nakes

PADANG – Gubernur Mahyeldi mengungkapkan, dari hasil peninjauan upaya penanganan COVID-19 di beberapa daerah, hampir semua rumah sakit menghadapi permasalahan yang hampir sama. Kekurangan stok oksigen, tempat tidur, stok obat-obatan, ventilator dan tenaga kesehatan.

“Satu per satu akan coba kita atasi,” jelas Mahyeldi saat rapat evaluasi kesiapan rumah sakit di Sumatera Barat dalam menghadapi pandemi COVID-19, Sabtu (31/7). Rapat evaluasi ini diikuti langsung oleh 6 kepala OPD, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur rumah sakit se-Sumbar melalui zoom meeting.

Mahyeldi meminta kepala OPD yang terkait dalam penanganan pandemi COVID-19 ini untuk memaparkan langkah-langkah strategis yang telah disiapkan oleh masing-masing OPD dalam menghadapi pandemi.

“Beberapa permasalahan sudah didapatkan solusinya, seperti ketersediaan oksigen dan tempat tidur. Untuk kurangnya tenaga kesehatan, kita akan coba jalin kerjasama dengan sekolah-sekolah yang menyediakan tenaga medis siap pakai. Untuk insentif nakes, kami minta dinas kesehatan se-Sumatra Barat untuk aktif berkonsultasi kepada inspektorat, agar realisasinya tidak lagi terkendala,” ujar Mahyeldi.

Di samping itu, Gubernur juga menegaskan tentang disiplin input data oleh kabupaten/kota ke aplikasi NAR (New All Record) yang ditetapkan pemerintah, sehingga tidak ada lagi perbedaan data yang dikeluarkan lab dengan data Dinas Kesehatan.

“Saya minta kepada Dinkes Kabupaten dan Kota untuk disiplin dan segera menginput data COVID-19 ke aplikasi NAR sesuai jadwal, sehingga masyarakat tidak bingung dengan penyajian data antara Laboratorium vdengan Satgas COVID-19,” katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatra Barat, Arry Yuswandi menyampaikan saat ini peningkatan sarana dan prasarana terus diupayakan.

“Untuk tempat tidur, dari 1.239 tempat tidur sudah bertambah menjadi 1.758. Kemudian untuk oksigen kita sudah hubungi beberapa penyedia oksigen yang ada di Sumbar. Tapi memang mereka terkendala di bahan baku liquid oksigennya. Semoga dengan sudah terbentuknya Satgas Oksigen COVID-19, kita bisa mengatasinya,” terang Arry.

Kebutuhan oksigen ini menjadi perhatian serius hampir seluruh Direktur RSUD yang mengikuti rapat melalui zoom meeting. Salah satunya disampaikan oleh Yefri Zulfiqar dari RS Universitas Andalas, 235 tabung oksigen per hari habis di RS Unand.

“Tingkat kebutuhan oksigen kami di RS Unand sebagai rumah sakit rujukan COVID-19 saat ini bisa mencapai 235-250 tabung per hari. Oleh karena itu kami sangat berharap supply bantuan oksigen untuk Sumbar diprioritaskan kepada rumah sakit rujukan COVID-19 seperti RS Unand ini,” harapnya. (yuke)