Opini  

“Dalam Rangka Hari Ibu,” Kutorehhkan Catatan Kecil Buat Ibu Tercinta

Mirisnya lagi, ada juga seorang anak tega menitipkan sosok seorang ibu ke panti jompo. “Nauzubillah Minzalik”. Lupa mereka atas jasa, dan kesabaran seorang membesarkan kita dari kecil hingga besar.

Jangan pernah kita lupakan, saat suara Ibu dengan sabar mengingatkan kita untuk makan, mandi dan sebagainya. Ibu juga dengan sabar merawat kita di saat sakit dan melayani keinginan kita sebisa dan sebaik mungkin. Jadi, jangan pernah sia-siakan Ibu disaat dirinya sudah tua.

Sebab ketika kita masih kecil, Ibu bisa saja membawa kita ke panti asuhan. Agar dia bisa bebas dari segala masalah. Namun itu, tidak pernah dilakukannya. Karena, Ibu tidak ingin membuat anaknya sengsara. Ibu akan selalu memberikan yang terbaik. Memastikan untuk memberi kasih sayang kepada anaknya. Karena anaknya adalah setengah dari ibunya, anaknya adalah darah dagingnya. Bahkan ia rela tidak makan demi anak. Ia juga rela tidak tidur, asalkan anaknya bisa tidur dengan nyenyak.

Melalui tukisan ini, penulis beroesan kepada seluruh pembaca, patuhilah ibu mu, sayangi ibu mu, banggalah ketika merawat ibu mu. Walaupun jasanya tidak terbalaskan, minimal berikan yang terbaik buat ibu mu..

Sebelum terlambat, ketika ibu mu masih hidup. Inilah kesempatan bagi kita seorang anak untuk membahagiakan ibu. Minta maaflah padanya, atas segala perlakuan burukmu padanya.

“Kasih Ibu sepanjang masa. Terima kasih ibu, maafkan segala perilaku burukku. Semoga ibu diberikan umur yang panjang dan pahala yang berlipat ganda oleh Tuhan. Semoga sehat selalu, dimudahkan rezekinya, Aamiin.” (*)