Cegah Stunting Penting untuk Masa Depan Anak yang Lebih Baik

SIJUNJUNG- Pemkab Sijunjung, BKKBN Sumatera Barat, dan DPR RI Komisi IX berkolaborasi mencegah stunting untuk masa depan anak yang lebih baik dengan menggelar Sosialisasi Advokasi dan KIE Penanganan Stunting. Kegiatan tersebut dilangsungkan di Kecamatan Tanjung Gadang, Sijunjung, Minggu (23 /10/ 2022).

Hadir pada kesempatan itu, Anggota DPR RI Komisi IX, dr. H. Suir Syam, Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga, Sijunjung, Roni Satria, Camat Tanjung Gadang, Emil Evan, Sekretaris DPC Gerindra Sijunjung, Dramendra, Kapolsek Tanjung Gadang, Iptu Sardiman, Walinagari Pulasan, Awardi, walinagari sibakua, walinagari langki, Babinsa, PKB, kader KB dan undangan lainnya.

Politisi Partai Gerindra, Suir Syam mengatakan, stunting membutuhkan penanganan serius agar anak- anak lahir dengan kondisi sehat. Pencegahan stunting ini diawali saat balita masih dalam kandungan dengan memberikan gizi seimbang kepada ibu hamil.

“Kami berharap kepada peserta sosialisasi melakukan edukasi kepada masyarakat di wilayah masing- masing tentang pentingnya mencegah stunting sejak dini,” ungkap Suir Syam.

Menurutnya, belakangan sering terdengar tentang stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan tubuh pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan tubuh pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama.

” Singkatnya stunting adalah tubuh pendek, namun pendek belum tentu stunting. Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai dengan rutin datang ke posyandu dan pusat kesehatan,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga, Sijunjung, Roni Satria, mengatakan, kondisi stunting pada anak pertanda nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hal tersebut bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak.

” Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh dan perkembangan otak anak,” terangnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar, Fatmawati menyebutkan, persentase stunting di Indonesia secara keseluruhan masih tergolong tinggi dan harus mendapat perhatian khusus. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.

“Penyebab stunting bisa sebabkan oleh praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, sebelum pada masa kehamilan dan setelah melahirkan. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC (ante natal care) atau pelayanan kesehatan ibu selama masa kehamilan, post natal care atau pelayanan setelah melahirkan dan pembelajaran dini yang berkualitas.Masih kurangnya akses rumah tangga, keluarga pada makanan bergizi, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi,” pungkasnya. ( roni / syaiful husen)