Botuang Craft, Produk Pemuda Kreatif Nagari Limo Kaum Siap Berkiprah di Pasaran

Batusangka – Kelompok pemuda kreatif di Jorong Piliang Nagari Limo Kaum dengan wadah Botuang Craft telah mulai berkiprah dengan memproduksi gelas dan teko dari bambu. Produk kreatif Botuong Craft ini diperkenalkan
Muhammad Husen pada Wabup Richi Aprian di ruang kerjanya, Selasa (8/6).

Diutarakannya, produk gelas dan teko ini baru selesai untuk tahap awal dan masih harus dipoles lagi. Tapi untuk langkah awal ini sudah menjadi hal yang menjanjikan bagi wadah Botuong Craft,” katanya.

Ke depan, katanya, Yayasan Sumatera Volunteer berkomitmen untuk memasarkan produk cangkir dan teko dari bambu di pasar, baik Nasional atau ke luar negeri, seperti sedotan bambu yang sudah dipasarkan terlebih dahulu.

Muhammad Husen saat ini sebagai Ketua Yayasan Sumatera Volunteer merupakan pemuda aktif dalam kegiatan sosial, pernah sebagai nominasi pemuda pelopor tingkat Nasional tahun 2019 menggerakkan pemuda Jorong Piliang dalam mengeluti bidang usaha.

Ia melakukan kegiatan dalam bentuk mendampingi anggotanya mulai penyediaan alat produksi, pematangan konsep produk, quality control, branding produk melalui sosial media, dan pemasaran.

Menurutnya, pemuda memiliki peran besar untuk memulai perubahan dan harus bergerak.

Atas kiprah dan usahanya, Wabup Richi Aprian mengatakan generasi muda Tanah Datar patut mencontoh dari apa yang telah dikerjakan Muhammad Husen.

“Kita di Tanah Datar butuh pemuda seperti ini, yang berperan aktif guna memberikan dampak positif untuk kemaslahatan generasi muda,” jelas Wabup.

Ia mengatakan, dari hasil karya anak nagari ini dapat membuka potensi baru dalam pemberdayaan masyarakat. Sebab, keunikan produk tentu menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen.

Ia melihat setiap nagari memiliki potensi yang sangat luar biasa, tinggal bagaimana mengembangkannya.

Untuk ini, Wabup meminta peran aktif generasi muda guna memaksimalkannya potensi nagarinya masing-masing sehingga dapat memberikan kontribusi pribadi dan untuk masyarakat.

Sejarahnya, tambah Husen, Yayasan Sumatera Volunteer berdiri tahun 2014 telah memulai program mengajar bahasa Inggris dan pendidikan lingkungan hidup hingga pemberdayaan masyarakat. (ydi)