Bisnis Usaha Syariah BTN, Cikal Bakal Bank Umum Syariah Besar di Indonesia

BTN Syariah menyediakan pembiayaan perumahan dari hulu ke hilir. Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar menuturkan produk pembiayaan yang diberikan BTN Syariah mulai dari kepemilikan lahan, konstruksi rumah, hingga renovasi rumah. UUS Bank BTN ini juga berfokus menyalurkan pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

“Bisnis syariah kami fokus ke penyaluran pembiayaan perumahan, untuk itu kami akan terus memacu kinerja syariah terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah rakyat dengan skema syariah,” ujar Hirwandi.

Para pejuang KPR secara syariah disediakan skema pembayaran dengan produk bertajuk KPR BTN Indent iB, KPR BTN Platinum iB, dan KPR BTN Properti melalui skema musyarakah mutanaqisah.

Di tengah upaya pembentukan bank umum syariah dari BTN, UUS BTN yakni BTN Syariah telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp702,3 miliar pada 2023 atau melonjak 110,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Labanya tumbuh luar biasa, lebih double. Laba bersih Unit Usaha Syariah BTN melonjak 110 persen pertumbuhannya. Perbaikan yang kami lakukan 4 hingga 5 tahun terakhir mulai terlihat hasilnya,” kata Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, saat konferensi pers “Paparan Kinerja Per 31 Desember 2023” di Menara BTN, Jakarta, Senin (12/2/2024).

Pada 2022, laba bersih yang dicapai BTN Syariah sebesar Rp333,6 miliar. Angka ini juga lebih tinggi dibanding perolehan 2021 yang mencapai Rp185,2 miliar.

Menurut perseroan, capaian positif BTN Syariah pada 2023 ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan di unit usaha tersebut menjadi Rp37,1 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,6 triliun atau naik sebesar 17,4 persen.

“Pembiayaan Syariah tumbuhnya 17,4 persen. Ini very strong. Mudah-mudahan di Syariah ini juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga kreditnya menjadi Rp37,1 triliun (pada 2023),” kata Nixon.

Sementara total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BTN juga melesat 20,7 persen menjadi Rp41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp34,64 triliun.

Kinerja positif dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut pun membuat posisi aset BTN Syariah pada tahun 2023 mengalami lonjakan sebesar 19,79 persen. Aset BTN Syariah mencapai Rp45,3 triliun pada tahun 2022, kemudian meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada tahun 2023.

“Jadi kami upayakan akan tumbuh terus. Mudah-mudahan tahun ini (aset BTN Syariah) bisa hit ke angka Rp60 triliun. Karena KPR yang minta diakadkan secara syariah secara presentase terus tumbuh di beberapa bagian di Indonesia seperti Jawa Barat, Mataram, Aceh, dan Sumatera,” kata Nixon.