Baterai Tenaga Surya, Energi Andalan Sepanjang Masa

Mobil listrii berlapis panel surya. Foto: Sion Motors

Hendri Nova
Wartawan Topsatu.com

Energi fosil lambat laun akan habis dari dunia, seiring makin tingginya tingkat konsumsi manusia. Berdasarkan artikel pada laman MAHB Stanford seperti dikutip dari kumparan.com, bahan bakar fosil memiliki limit/batas konsumsi.

Dari MAHB Stanford dapat dilihat grafik prediksi cadangan bahan bakar fosil untuk beberapa puluh tahun mendatang. Grafik ini menunjukkan cadangan energy masa depan (dalam BTOE, billion tonnes of oil equivalent atau miliar ton setara minyak) sebagai fungsi tahun.

Dari perhitungan tersebut (memperhitungkan cadangan energi saat ini, peningkatan populasi global, dan permintaan energi global) maka diperoleh informasi, bahwa minyak akan berakhir pada 2052 atau 31 tahun lagi.
Sementara gas akan berakhir pada 2060 atau 39 tahun lagi, dan batu bara akan bertahan hingga tahun 2090 atau 69 tahun lagi.

Sementara dari laman Zmescience misalnya, dengan memperhitungkan rasio cadangan energi dengan tingkat produksi, mereka memperkirakan minyak akan habis dalam waktu 53 tahun, gas alam dalam 54 tahun, dan batu bara dalam 110 tahun.

Sedangkan American Petroleum Institute memperkirakan pasokan minyak dunia 1999 akan habis antara tahun 2062 dan tahun 2094, dengan asumsi total cadangan minyak dunia antara 1,4 – 2 triliun barrel.

Meskipun perhitungannya berbeda, tidak akan dapat dipungkiri bahwa dunia akan segera kehabisan cadangan bahan bakar fosil dalam beberapa puluh tahun kemudian.

Energi Terbarukan

Mau tidak mau, dari sekarang manusia harus segera bersiap dengan bahan bakar alternatif dengan mempersiapkan energi terbarukan. Cukup banyak yang sudah ditemukan manusia, baik energi terbarukan dari air, surya, panas bumi, nuklir, angin, dan lainnya.

Dari semua energi terbarukan, masing-masing memiliki kelebihan dan tentu saja ada kekurangan. Maka dari itu, harus dicari titik temu agar energi terbarukan tersebut menjadi lebih praktis digunakan.

Kenapa harus praktis digunakan, karena memang sifat manusia suka yang praktis-praktis atau yang memudahkan dalam hidup, alias tidak sesuatu yang ribet atau menyusahkan.

Untuk itulah, agar yang praktis ini bisa diwujudkan, maka semua energi terbarukan harus bisa disimpan dalam baterai. Lalu baterai inilah nantinya yang akan digunakan untuk semua kebutuhan energi.