Bangkit dan Produktif di Masa Pandemi Covid-19 Satu Keharusan

Konektor hijab.

Hendri Nova
Wartawan topsatu.com

“Maaf Buk, sekolah terpaksa diliburkan kembali, karena sudah dapat teguran dari Dinas Pendidikan. Jadi kuenya dibawa pulang lagi ya buk.”

Kata-kata itu bagi petir di siang bolong di telinga Yani, pemasok kue-kue untuk kantin di Sekolah Dasar (SD) Betha Plus, Belimbing Padang. Ia tak bisa lagi berkata-kata, karena sekolah harapannya yang terakhir itu, akhirnya harus tutup juga.

Sebelumnya sekolah ini dapat izin untuk tetap sekolah tatap muka. Namun karena banyaknya laporan yang masuk terkait aktivitas sekolah yang masih tatap muka, membuat Dinas Pendidikan Padang mengambil tindakan tegas disertai ancaman penutupan sekolah,

Suka tidak suka, mau tidak mau sekolah terpaksa ditutup, dan pembelajaran harus secara daring dan luring. Bagi Yani, ini berarti petaka bagi pemasukannya dari menjual kue.

Sebelumnya di kantin-kantin sekolah umum, ia pun tidak bisa lagi punya harapan. Pandemi Covid-19 di Padang yang terus meningkat, membuat tidak ada kepastian sekolah umum kapan bisa dibuka kembali.

Ketika sekolah swasta terakhir harapannya ini juga akhirnya tutup, ia pun hanya bisa pulang dengan hati sedih berkecamuk. Kemana lagi dia harus mencari nafkah, kue-kue yang ia buat selama ini hanya bisa ke sekolah-sekolah. Di kedai-kedai sudah banyak yang memasok dan pemiliknya mengatakan, sudah ada tidak ada tempat lagi untuk meletakkan kue buatannya.

Dengan wajah sedih, ia membawa pulang kue-kuenya. Untuk di jual di komplek dengan cara keliling, ia tidak sanggup dan tega meninggalkan anak-anak di rumah sendirian belajar daring. Ia harus menemani anak-anak, agar mereka tidak menyalahgunakan smartphone yang digunakan untuk belajar.

Akhirnya kue itu ia serahkan pada anak-anak. Dengan gembira anak-anaknya memakan kue itu, sambil menatap wajah sedih ibunya. Yani akhirnya hanya bisa duduk bermenung memikirkan apa yang akan ia buat untuk bisa menambah penghasilan.

“Assalammu’alaikum wr wb.”

Satu salam dan ketukan di pintu mengagetkan Yani dari lamunan. Ia pun menjawab salam dan bergerak membuka pintu.

“Oh kakak, silahkan masuk kak,” Yani menyambut seorang perempuan yang kiranya kakak kandungnya.