ASITech Siap Berkolaborasi dengan Pengusaha Indonesia Kuasai Pasar Global

Terhitung sejak Februari 2020, wabah Covid19 ini telah menyebar sangat cepat keseluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan data covid19.go.id per tanggal 29 Mei 2020, penderita positif Covid19 telah mencapai angka 24.538 orang, Sembuh (6.240) dan Meninggal (1.496).

Berbagai upaya, telah dilakukan pemerintah untuk menangani penyebaran dan penyembuhan masyarakat yang terpapar Covid19. Mulai dari penerapan social distancing, Work from Home (WfH), Learn from Home (LfH) dan PSBB.

*Tentang ASITech*

ASITech Indonesia merupakan akronim dari Asosiasi Advance Simulator and Technology Indonesia. Lembaga ini didirikan untuk mendukung sekaligus jadi wadah kolaborasi dan sinergi sumber daya ‘anak negeri’, untuk akselerasi menjawab tantangan new normal Indonesia yang lebih efisien dan berdaya saing.

ASITech ini memiliki struktur Dewan Pengawas yang diemban Alex Indra Lukman, Prof Yandra Arkeman (Dewan Pakar), Amrin Rapi (Dewan Penasehat), Andi Rizaldi (Dewan Pengawas). Mendampingi Rivira Yuana sebagai ketua, terdapat Toni Surakusumah sebagai wakil ketua, Adhi Rachdian (Sekum), Agus Purwoko (Bendahara).

Juga terdapat posisi dua orang wakil sekretaris serta empat orang direktur yang terdiri dari Direktur SDM Standardisasi yang membawahi Bidang Pelatihan. Kemudian, Direktur Industri dan Inovasi. Lalu, Direktur R&D yang menggawangi dua unit kerja yakni Bidang Simulator dan Bidang Penginderaan serta yang terakhir, Direktur Investasi.

Dikatakan Dewan Pengawas, Alex Indra Lukman, ASITech berkonsentrasi pada upaya-upaya membangun dan menerapkan produk-produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing, sehingga mampu memperluas peluang lapangan kerja sekaligus menekan biaya import yang sangat besar.

Tak hanya di sektor dunia usaha, ASITech juga concern dengan dunia pendidikan. Dimana, di masa kenormalan baru nanti, dunia pendidikan harus menerapkan sebuah sistem pembelajaran yang efektif dan efesien serta seragam dalam penggunaanya.

“Untuk membangun semua itu, kolaborasi dan sinergi antar instansi pemerintahan, BUMN, sektor swasta serta pelaku bisnis dan industri lainnya sangat diperlukan, terutama untuk menjawab tantangan Kenormalam Baru Indonesia,” urai Alex.

“Untuk menjawab tantangan Kenormalam Baru Indonesia ini, kita harus terus mengembangkan inovasi-inovasi teknologi dan memajukan produk-produk dalam negeri untuk bidang perindustrian, pendidikan dan bidang lainya, sehingga dapat mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik,” tambah dia. (rls)