Anggur Murah itu Bebas Formalin dan Pestisida

PADANG-Sempat mengundang tanda tanya, anggur merah yang dijual murah di sepanjang Jalan Raya Buayan, Padang Pariaman danPadang By Pass, ternyata tidak terdeteksi mengandung formalin dan bebas pestisida.

“Hasil uji labor di Balai POM Padang terkait kandungan formalin anggur maupun uji labor terkait pestisida di Labor Pertanian Sumbar, Bandar Buat, ternyata di bawah ambang batas. Dengan kata lain, dari sisi ini, anggur tersebut aman dikonsumsi,” kata Kepala Dinas Pangan Sumbar, Efendi kepada wartawan usai rapat tim Pengawas Pangan Terpadu Sumbar, Senin (24/9) di kantor Dinas Pangan Sumbar.

Dalam rapat tim yang dihadiri aparat kepolisian, Kejaksaan, Balai Besar POM, Dinas Kesehatan, dan instansi terkait lainnya, uji labor tersebut tidak hanya anggur yang dijual di Padang By Pass, tapi juga sampel anggur yang dijual di Buayan, Padang Pariaman.

Tim Dinas Pangan Sumbar mengambil sampel anggur di Buayan pada saat sidak ke sana, Selasa lalu (18/9). Sedangkan Tim Dinas Pangan Padang, mengambil sampel anggur tersebut di kawasan Padang By Pass, Jumat lalu (21/9) dan langsung dibawa ke labor Pertanian dan Balai Besar POM.

“Dari dua sampel anggur tersebut, setelah diuji labor baik kandungan formalin maupun pestida, di bawah ambang batas dan aman dikonsumsi,” kata Efendi yang didampingi Plt. Kepala Dinas Pangan Padang Syahrial dan Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Pangan Sumbar, Buskar Zulmahdi.

Sampel anggur tersebut, tidak hanya kandungan formalin dan pestisida saja yang diuji labor, tapi juga kandungan bakterinya. Soal ini, belum bisa didapatkan hasilnya dari Balai Besar POM karena masih dalam proses. Butuh waktu sekitar seminggu. “Ya kita tunggu bagaimana hasilnya,” tambah Syahrial.

Efendi menambahkan, pedagang ramai berjualan anggur merah itu, sudah diketahui sejak minggu kedua Agustus saat melewati jalan Raya Buayan, Padang Pariaman. Yang menjual adalah warga sekitar dan ramai dibeli orang yang lewat. Seminggu lalu mulai dijual pedagang pula di kawasan Padang By Pass.

Tadinya dibiarkan saja, karena selain belum ada laporan yang menyebut mengonsumsi anggur tersebut, sakit seperti sakit perut atau yang merugikan konsumen, barang yang dijual itu juga tidak termasuk sembilan kebutuhan pokok.

Lagi pula, buah yang dijual itu biasa dikonsumsi masyarakat kalangan menengah ke atas. Jadi kalau ada yang menjual anggur dengan harga lebih murah wajar jika masyarakat mencarinya. Harga anggur biasanya Rp80 ribu ke atas per kilogramnya. Anggur dimaksud hanya rata-rata Rp50 ribu/kg.

Terasa agak ganjil saat para pedagang itu menjual anggur dengan panas terik, tanpa payung atau pelindung. Tidak lazimnya seperti itu orang berdagang anggur. Makanya pedagang didatangi dan dibeli satu kilogram untuk dijadikan sampel.

Menurut hasil investigasi yang dilakukannya, anggur tersebut agennya di Pasar Usang dan anggur didatangkan dari Medan. Juga ditemukan, anggur tersebut diimpor dari China oleh sejumlah importir, dengan merek Table Grapes, Red Grape dan lainnya.

Ia mengajak warga Sumbar, jika ragu mengonsumsi buah impor seperti anggur, konsumsilah buah lokal yang banyak diproduksi di Sumbar. Beragam lagi seperti pisang, mangga, manggis, durian, nenas, jambu air dan lainnya. (efendi)