Opini  

Akun Pembelajaran dan Peningkatan Layanan Pendidikan pada PTM Terbatas

Oleh : Roby Setia Pramana
Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar

Masa Pandemi Covid-19 membuat banyak aspek kehidupan harus menyesaikan diri. Salah satunya adalah dunia pendidikan. Pada saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakt (PPKM), tidak ada pilihan lain, siswa dan guru berinteraksi secara virtual dari rumah masing-masing. Seiring perkembangan waktu, PPKM pun dibagi berdasarkan level, beberapa daerah yang memenuhi syarat, boleh melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dan melakukan penyesuaian pada banyak aspek terutama prosedur kesehatan. Salah satunya adalah waktu belajar tatap muka dikurangi, misalnya dari 45 menit menjadi 30 menit untuk satu jam pelajaran bagi siswa SMA. Kemudian, dalam rangka menerapkan social dan physical distancing, jumlah siswa didalam kelas dibagi menjadi separuh dari biasanya. Impilikasinya, sebagian siswa belajar tatap muka di sekolah, sebagian lainnya mengikuti pembelajaran dari rumah. Pembelajaran seperti ini membutuhkan media yang dapat membantu guru dan siswa untuk berkomunikasi secara efektif dan bersifat.

Dalam rangka menjamin kelancaran proses pembelajaran, memudahkan pendidik dan peserta didik mengakses layanan pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) meluncurkan Akun Pembelajaran dengan domain belajar.id. Akun elektronik tersebut dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk mengakses layanan pembelajaran berbasis elektronik.

Merujuk pada Surat Edaran Nomor 37 Tahun 2020 tentang Akun Akses Layanan Pembelajaran bagi Peserta Didik, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan, peluncuran Akun Pembelajaran juga bertujuan untuk menindaklanjuti Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Data Pokok Pendidikan untuk Akun Akses Layanan Pembelajaran.
Akun Pembelajaran selanjutnya dapat digunakan oleh 1) peserta didik SD dan Program Paket A kelas 1 dan kelas 6, SMP dan Program Paket B kelas 7 sampai dengan kelas 9, SMA dan Program Paket C kelas 10 sampai dengan kelas 12, SMK kelas 10 sampaidengan kelas 13, dan SLB kelas 5 sampai dengan kelas 12; 2) pendidik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah; 3) tenaga kependidikan yaitu kepala satuan pendidikan dan operator.
Akun Pembelajaran dibuat dalam bentuk Akun Google dengan domain @belajar.id. Ia menjelaskan beberapa alasan mengapa dibuat dalam bentuk akun Google. Pertama, Akun Pembelajaran otomatis mendapatkan akses ke layanan pendukung pembelajaran dalam G Suite for Education yang siap pakai dan telah banyak digunakan publik. Kedua, pembuatan dan penggunaan Akun Pembelajaran bebas biaya.

Ketiga, penggunaan layanan pendukung pembelajaran dalam G Suite for Education bebas biaya. Keempat, sistem Google mampu mengelola puluhan juta akun sekaligus dengan keamanan tingkat tinggi. Kelima, akun yang sama dapat digunakan untuk mengakses layanan lain milik Kemendikbud, serta berbagai layanan pembelajaran lainnya di luar ekosistem Google.

Akun pembelajaran diberikan dengan sub domain berbeda, untuk kepala sekolah dan tenaga kependidikan dengna sub domain admin, guru dengan sub domain guru sedangkan siswa dengan sub domain berdasarkan jenjang SD, SMP, SMA, SMK atau SLB. Untuk admin tentu punya kelebihan antara lain dapat dapat melihat aktivasi dari agun guru dan siswa, lalu mereset paswor guru dan siswa jika lupa pasword.

Learning Management System (LMS) adalah sebuah tempat virtual untuk mengelola pembelajaran. Pengelolaan tersebut meliputi penyampaian materi belajar, pelaksanaan tes, pelaporan dan administrasi. Pada LMS ini, guru berinteraksi dengan siswa seperti berada dalam kelas virtual. Guru dapat membuat menyapa siswanya, membuat pengumuman, membagikan instruksi dan materi pembelajaran, membuat penilaian dan pelaporan. Pada saat yang sama, siswa juga dapat menyapa gurunya, mengajukan pertanyaan, mengakses materi pembelajaran yang diupload guru, mengerjakan dan menyerahkan tugas, berdiskusi dengan guru dan siswa lainnya. Persis sama dengan proses belajar di dalam kelas namun dilakukan secara virtual.

LMS yang terintegrasi google adalah google classroom (GC). Tampilan pada LMS ini memungkinkan guru untuk menambahkan materi pembelajaran, kuis, tugas, pengumuman dan lainnya. Sedangkan halaman siswa memungkinkan siswa untuk dapat mengakses materi pembelajaran, mengerjakan kuis, mengupload tugas dan lain sebagainya.

Kelebihan lain dari pengunaan GC ini adalah kemudahaan pengelolaan konten pembelajaran. GC memungkinkan guru untuk menambahkan bahan ajar, tugas, kuis dan ulangan dalam satu platform. Hal ini tentu akan memudahkan siswa untuk mengakses semua materi pembelajaran dengan hanya mengakses satu platform saja. Selain itu, pihak sekolah juga dapat dengan mudah memantau aktivitas pembelajaran seluruh guru dan siswa. Aktivitas ini memungkinkan sekolah untuk dapat melakukan evaluasi secara berkala dan meningkatkan pelayanan kepada siswa. Disamping itu, penggunaan GC membuat siswa dan guru tidak harus memiliki print out dari materi pembelajaran. Semuanya dilakukan secara digital dan cukup membaca dilayar (read on screen). Terlebih lagi akun pembelajaran memiliki media penyimpana awan Unlimited adengan nama aplikasi Google Drive. Ketika PTMT dilakukan, dalam mengakses GC, siswa yang berada di rumah, hanya perlu mengklik link Google Meet sehingga langsung terhubung dengan guru yang mengajar di sekolah. Dan guru pun tatap muka untuk siswa yang disekolah, dan tatap maya untuk siswa yang berada di rumah.

Di balik semua itu, keunggulan Akun Pembelajaran tidak akan memberikan dampak signifikan kepada hasil belajar siswa jika tidak didukung oleh kemampuan guru merancang pembelajaran online. Kemampuan guru untuk menentukan aktivitas pembelajaran dan sumber belajar yang beragam sangat menentukan keberhasilan belajar siswa secara online. Salah satu aspek penting keberhasilan pembelajaraan online adalah rancangan pembelajaran yang terstruktur mulai dari materi sampai penilaian. Jika guru mampu merancang pembelajaran dengan baik, maka penggunaan akun pembelajaran diyakini menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, selain dukungan terhadap akun pembelajaran itu sendiri, yang juga penting adalah bagaimana menyiapkan guru agar mampu merancang pembelajaran online yang efektif ketika PTMT.

Pusdatin Kemdikbud telah lama melakukan peningkatan kualitas guru dalam pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Diantaranya dengan melakukan pendidikan dan pelatihan (Diklat) Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) yang terbagi ke dalam empat tingkatan. Tingkatan tersebut adalah level 1 sampai 4. Kegiatan ini diikuti oleh ribuan guru dari seluruh Indonesia. Namun, angka tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan jumlah guru di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dukungan dari pihak Pemerintah Daerah sehingga kerja besar ini dapat terselesaikan.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menggerakan guru-guru muda yang memiliki kemampuan IT yang baik. Setiap sekolah wajib fokus kepada peningkatan kualitas guru dalam pelatihan merancang pembelajaran berbasis TIK dan guru-guru muda berkualitas menjadi ujung tombak dalam usaha tersebut. Dari semua itu, kepala sekolah adalah garda terdepan dari keberhasilan program tersebut. Keberhasilan suatu program di sekolah tidak luput dari kemampuan manajerial seorang kepala sekolah. Dinas Pendidikan diharapkan dapat menyediakan pedoman peningkatan kualitas pembelajaran berbasis TIK. Pedoman tersebut diharapkan dapat menjadi panduan bagi warga sekolah agar paham darimana harus memulai, pelatihan apa yang harus didahulukan, bagian mana yang harus mendapat penekanan sehingga usaha tersebut terstruktur dan tepat sasaran. (***)