Padang  

Meski Covid-19 Mulai Landai, Ketua Komisi IV DPRD Padang Sarankan Tetap Belajar Daring

Ketua Komisi IV DPRD Padang Azwar Siri. (ist)

PADANG – Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang Azwar Siry menyatakan meski kasus positif Covid-19 mulai melandai, namun untuk pembelajaran tatap muka dinilai masih belum bisa dilakukan. Hal ini dikarenakan masyarakat masih abai dalam mentaati protokol kesehatan dengan benar.

“Pada saat ini kepatuhan masyarakat masyarakat dalam menrapkan protokol kesehatan menjadi kendala utamanya. Disaat pemerintah gencar mewajibkan penerapan protokol kesehatan di masyarakat, tetapi implementasinya berbanding terbalik. Faktanya protokol kesehatan di masyarakat masih rendah. Jika sekolah dibuka, kemudian tiba-tiba kota ini kembali memasuki zona merah, sekolah terpaksa diliburkan. Ini sangat tidak bagus untuk perkembangan pendidikan,” ucapnya, Selasa (17/11).

Dikatakan, penerapan protokol kesehatan adalah kunci dalam memutus rantai penyerabaran covid. Namun di tengah masyarakat inilah yang menjadi kendala, terlebih kalangan anak-anak.

“Bagaimana kita mau membatasi atau mengawasi anak-anak di sekolah. Bermain adalah dunianya, sehingga sangat sulit mengontrol. Jangan sampai ketika pembelajaran tatap muka dilakukan, malah menjadi klaster baru penyebaran di kalangan anak sekolah,” katanya.

Untuk itu, dia menyarankan saat ini, pendidikan dengan sistem daring untuk menghindari terpaparnya pelajar dari pandemi covid-19 adalah yang lebih baik dilakukan.

“Kita tetap menyarankan pendidikan secara daring. Jika memaksakan sekolah tatap muka kembali dilangsungkan, apakah sekolah atau dinas pendidikan dapat memberikan jaminan tidak terpaparnya pelajar dari Covid-19,” tegasnya.

Terpisah, pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang Dr. Fitri Arsih mengungkapkan hal sama dengan ketua Komisi IV DPRD Padang Azwar Siry.

Menurutnya, saat ini disiplin protokol kesehatan belum menjadi kebiasan masyarakat. Jika sekolah di paksakan melakukan proses ajar mengajar, sangat besar berpeluang menciptakan cluster baru, yaitu cluster sekolah.

“Jangan pertaruhkan masa depan anak untuk kegiatan belajar tatap muka di sekolah. Jangan jadikan alasan sekolah kembali dibuka karena Kota Padang telah keluar dari zona merah. Sangat beresiko sekali dan sangat disesalkan jika ini terjadi,” tegasnya.

Fitri Arsih mengakui, yang menjadi permasalahan pada saat pendidikan secara daring ini adalah keterbatasan kemampuan orang tua dalam mengawasi dan membantu pembelajaran terhadap siswa di rumah.

Lebih lanjut, untuk menciptakan pendidikan daring yang menarik, guru dan orang tua harus membangun kolaborasi demi memaksimalkan proses anak belajar secara daring.

“Kreativitas guru dalam menghadirkan pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan akan sangat menentukan besarnya atensi siswa terhadap kegiatan belajar daring tersebut. Sedangkan pendampingan dan keaktifan orang tua dalam menemani anak akan menentukan sejauh mana kegiatan belajar di rumah akan bermanfaat dan bermakna,” tutupnya.(arief)