Imbas Korona, 50 Persen UMKM di Kota Pariaman Tutup

Kadis Koperindag dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit

PARIAMAN – Wabah virus Covid 19 juga melanda sendi sendi usaha masyarakat di Kota Pariaman. Hampir 50 persen masyarakat yang bergerak di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terpaksa tutup alias tidak berproduksi.

Kadis Koperindag dan UKM Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan di Kota Pariaman terdapat 7.117 pelaku UMKM. Dari jumlah itu yang tidak bisa berproduksi sebanyak 3.684 UMKM .

“Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memang yang paling terdampak dengan adanya virus corona ini, sehingga Dinas Perindagkop dan UKM Kota Pariaman, berusaha untuk membantu dengan segala kemampuan yang diampunya ,” ungkap Gusniyeti Zaunit, Selasa (7/4).

Kadis Koperindag dan UKM merinci jumlah pelaku UMKM, di Kecamatan Pariaman Utara dari total 1.505 UMKM yang ada, yang terdampak sebanyak 1.209 UMKM, Kecamatan Pariaman Timur dari total 1.300 UMKM, yang terdampak 844 UMKM, Kecamatan Pariaman Selatan dari total 1.443 UMKM, yang terdampak 778 UMKM dan Kecamatan Pariaman Tengah dengan total 2.869 UMKM yang terdampak sebanyak 853 UMKM.

Dengan tingginya jumlah UMKM yang terdampak virus Covid 19 ini, Dinas Perindagkop dan UKM membuat formula yang terbaik untuk keberlangsungan usaha dengan mengikuti arahan dan bantuan dari pusat tentang stimulus.

Selain itu, di tengah mewabahnya Covid-19, yang terjadi saat ini minimnya perlengkapan APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga medis dan tim gugus tugas yang ada di Posko Tanggap Darurat Covid-19. Karena itu pihaknya, berdayakan UMKM ini dalam pembuatan APD untuk kebutuhan dari Pemko Pariaman.

Dengan banyaknya pelaku usaha di bidang UMKM yang guling tikar, ini jelas menimbulkan masalah bagi masyarakat, begitupun Pemko Pariaman. Pihak Dinas Koperindag dan UKM yang punya link kerja dalam memberdayakan pelaku usaha ini juga berusaha bagaimana Pelaku UMKM bisa bangkit kembali.

Dikatakannya, langkah yabg bisa diambil yaitu memberdayakan pelaku UMKM yang bergerak di bidang jahit menjahit untuk bisa membuat Alat Pelindung Diri (APD). Karena permintaan akan APD ini di tengah mewabahnya virus Covid-19 ini juga cukup tinggi. (agus)