Pelaku UMKM Payakumbuh Dapat Ilmu Dari Dosen IPB

Payakumbuh – Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Payakumbuh mendapatkan kesempatan emas untuk belajar ilmu baru tentang penerapan teknologi pengemasan dan pengawetan pangan pada industri olahan pangan dari Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) selama dua hari.

Menggandeng Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh, Dosen IPB Dr. Nugraha Edhi datang ke Kota Randang untuk menindaklanjuti kunjungan sebelumnya pada bulan Juni lalu, terkait program Dosen Mengabdi Pulang Kampung LPPM-IPB University. Kegiatan pelatihan gratis itu dilaksanakan di kantor Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh di Koto Nan Ompek.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Payakumbuh Dahler, kepada wartawan, Senin (15/8), mengatakan, dirinya memberikan apresiasi kepada Dosen IPB Nugraha Edhi yang telah memilih Kota Payakumbuh, sebagai tempat untuk berbagi ilmu kepada pelaku UMKM. “Ilmu ini sangat dibutuhkan oleh UMKM di Kota Payakumbuh untuk meningkatkan kualitas produknya. Selama ini kita hanya menjual cita rasa dan harga murah, sementara masih banyak produk yang kemasannya kurang bagus, model tidak menarik dan belum ada uji keawetan makanan, yang ada baru sertifikasi halal, BPOM dan higienis,” ujarnya.

Menurutnya, materi yang disampaikan oleh Dosen IPB itu adalah yang paling ditunggu-tunggu pelaku UMKM, riset dan uji coba kepada produk yang dilakukan oleh akademisi. Dan akan memberikan informasi kepada Pemko Payakumbuh dan pelaku UMKM sejauh mana produk olahan pangan bisa tahan serta bagaimana cara menjaga keawetan makanan serta pengemasan yang baik. “Kami sampaikan apresiasi dan mendukung program ini,” tambahnya.

Dikatakan, pelatihan diikuti oleh delapan pelaku UMKM Galamai dengan materi prinsip pengawetan produk pangan dan gelamai serta teknik pengemasan serta pelabelan produk gelamai. “Sementara pada hari kedua, peserta adalah 15 pelaku UMKM makanan dan minuman produk oleh-oleh khas Payakumbuh dengan materi penggunaan bahan tambahan pangan yang tepat dan bijak. Prinsip pengawetan produk pangan, keamanan pangan produk olahan pangan UMKM, serta teknik pengemasan serta pelabelan produk UMKM, juga penerapan GMP pada industri UKM olahan pangan,” katanya.

Sementara itu, Dosen IPB Nugraha Edhi, secara terpisah, mengatakan, dirinya adalah sumando urang Minang. Karena istrinya adalah orang Luak Limopuluah yang kini tinggal di perantauan. Dia dalam kesempatan liburan ke rumah mertuanya yang berasal dari Payakumbuh, sering menemukan fakta dimana produk gelamai yang dibeli untuk niat dijadikan oleh-oleh, meskipun baru dibeli dari tokonya selama tiga hari, semua produknya telah menjadi tengik dan tidak layak dimakan. Sehingga gagal untuk dijadikan oleh-oleh.

“Dari temuan ini menggugahnya untuk melakukan pembinaan terhadap pengusaha gelamai di Kota Payakumbuh, agar dapat menerapkan teknologi kemasan aktif, kemasan vakum atau teknologi pengawetan dengan BTP yang tepat jenisnya dan tepat dosisnya. Sehingga dapat meningkatkan umur simpan Gelamai hingga satu sampai tiga bulan, tergantung dari teknik pengawetan yang digunakannya. Selain produk gelamai, kami juga membawa sampel produk UMKM lain ke kampus IPB untuk dilakukan pengujian. Dan akan memberikan saran perbaikan dari aspek kemasan serta teknologi proses pengawetannya,” ucapnya. 207