Universitas Bung Hatta Gelar Seminar Keteladanan Sang Proklamator

BUKITTINGGI – Bung Hatta merupakan sosok yang patut diteladani, baik terkait dengan sikap, perilaku dan pemikiranya.

Menurut Guru Besar UIN Bukittinggi, Prof. Silvia Hanani menyebutkan salah satu yang patut diteladani dari sosok Bung hatta adalah tentang leterasi.

Bung Hatta telah memberi contoh bagaimana pentingnya membaca sebagai tonggak literasi bangsa. dan masyarakat yang tidak gemar membaca biasanya akan mudah termakan isu hoaks.

“Di masa muda kita perlu meneladani ketekunan Bung Hatta dalam membaca. Kalau tidak membaca dalam satu hari, ada yang kurang dalam hidup Bung Hatta,” kata Silvia dalam Seminar tentang mengenal Bung Hatta, pribadi dan pemikiran yang patut diteladani di Balai Sidang Hatta beberapa waktu lalu.

Seminar tersebut digelar oleh Universitas Bung Hattta dan diikuti 271 mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Prof Silvia juga menyebut Bung Hatta mempunyai kebiasaan tepat waktu dan selalu menunaikan janji. Misalnya, selalu memberi aturan yang tegas untuk seseorang yang meminjam buku kepadanya.

Komitmen kuat, dibuktikan Bung Hatta yaitu mengantarkan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Untuk mendukung komitmen itu, Bung Hatta sejak remaja mulai aktif berorganisasi.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Malvi Abra yang juga ikut menjadi narasumbar dalam seminar itu mengatakan Bung Hatta tidak menjadi tokoh secara tiba-tiba. Melainkan banyak dipengaruhi oleh pola asuh keluarga. Di lingkungan Minangkabau dengan falsafah ABS SBK ditambah pendidikan agama dan jiwa wirausaha dari orangtua menjadikan Bung Hatta sebagai pribadi yang utuh.

“80 persen pertumbuhan otak Bung Hatta terbentuk dari lingkungan keluarga di masa kecilnya di Kota Bukittinggi,” sebutnya.

Sedangkan dosen pengampu Kebunghataan Universitas Bung Hatta, Wirnita Eska menjelaskan mahasiswa yang terlibat dalam program ini berasal dari empat program studi yaitu PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Kewarganeraan, dan Pendidikan Teknologi Informatika Komputer.

“Mahasiswa kami perlu mengetahui cara pikir Bung Hatta yang jauh visioner ke depan. Saat duduk di kelas 2 SLTP, Bung Hatta sudah prihatin terhadap nasib anak pedagang pasar yang tidak sekolah. Alasan mereka kala itu tidak bisa sekolah karena orangtua berdagang dan tidak bisa mengantar anak ke sekolah. Saat itulah, Bung Hatta mengusulkan berdirinya sekolah rakyat,” kata Wirnita saat memoderatori narasumber seminar.

Sebelum mengikuti acara seminar itu para mahasiswa itu juga telah mengikuti kegiatan napak tilas Bung Hatta dengan museum kelahiran sang Proklamator lalu mengikuti seminar. (gindo)