UBAH LAKU; Papa..Cepatlah Pulang..

Muharman, pasien positif Covid-19 saat video call dengan jantung hatinya. Hanya lewat video call dilepaskannya rindu saat menjalani isolasi sejak lima hari belakang. (Dok Muharman)

INI sepotong kisah yang dialami Muharman S. Pt, M. Sos, pasien positif Covid-19 yang kini menjalani isolasi di kawasan Kota Pariaman. Dari ruangan keramat itu dia menulis tulisan bersambung untuk pembaca Harian Singgalang, tentang perjalannya dari awal terkonfirmasi positif hingga menjalani isolasi. 

***

Pagi memanjat ke dinding siang, badan sendiri di sini, di ruangan yang tak perlu diukur-ukur ini, 5 meter. Segala ada, namun pesan anak via WA, seperti sembilu, mengiris pembuluh vena.

“Pa … main sepeda ya, lai buliah?” Si sulung 6 tahun itu bertanya. Ia memang punya sepeda baru. Gadis kecilku ini, seperti untaian zamrun pada senyum kami ayah bundanya. Belum lagi si kecil, cowok, tentaraku ini, usianya 4 tahun, menggodaku terus dengan senyumnya lewat video call ibundanya, istriku yang cantik. Wanita yang aku nikahi dengan mahar sepenuh cinta.

Kalau soal berpisah sekejap karena ada tugas, sudah jadi air mandi kita-kita sang suami, namun ini lain. Masih terbayang, saat aku naik ambulans sendirian, bagaimana istri melepas dengan tatapan yang tak bisa dengan seribu buku sekalipun.

Anakku itu, yang sulung, tiap sebentar memberi kabar.Tak pagi tak siang tak malam. Ingin kurubuhkan dinding ini dan berlari memeluknya.

Anak-anakku berebut bertanya kapan akan pulang. Kehendak hati entahlah nak, sekarang juga, tapi papamu ini sedang dipasung wabah, nak.

“Kapan papa pulang,” tolong tunjukkan saya bagaimana menjawab tanya anak suai 6 dan 4 tahun, saat diri sedang berada di ruang isolasi.

“Pa tadi kakak pai main pasipeda ka musajik, guru ngaji nanyo alah sehaik papa.”

“Pa.. tadi kakak bisa pegang stang satu tangan.”

Banyak sekali, lasak, nyinyir, elok digendong-gendong, awak sedang sakit. Bukan sakit biasa, tapi kena wabah.

Lalu, ketika video call bersama istri, saling tatap yang membuat saya semakin sehat. Di sini tak hanya saya tapi ratusan orang pasien datang dan pergi. Sehat. Ada yang datang dan tak kembali lagi. Hanya nama yang kembali. Betapa pilunya.

Tuan tahu bagaimana bahaginya memeluk anak kala lama berpisah. Ini perpisahan menuju kematian. Jika sehat, maka itu umur berlebih.

Tuan pernah berada dalam satu rumah, tapi tak bisa menemui pasangan? Bisa namun hanya video call. Di rumah yang sama, bolehnya hanya itu? Pernah, anggap enteng corona wabah celaka dari China ini? Kait-kaitkan dengan politik, seperti ahli politik tingkat dunia? Tuduh-tuduh siapa saja dan Anda aman-aman saja?