UBAH LAKU; Disiplin Terapkan Prokes Masih Terpapar, Apalagi Abai

Oleh Yuni

MINGGU , 18 Oktober 2020, cuaca di Padang sangat cerah. Tapi, hati Nani Darlis, Kasi Pengembangan Pemberitaan Radio Republik Indonesia (RRI) Padang, malah mendung. Ada sedih membuncah di dadanya. 

Betapa tidak, di hari itu dia menerima kabar, dirinya positif Covid-19 setelah Jumat (16/10) mengikuti tes swab di Puskesmas Andalas, Padang. Sungguh tak terbayangkan olehnya. Tak ada gejala Covid-19 yang dirasakan tubuhnya. Batuk-batuk kecil cuma sesekali datang. 

Selain itu, dalam setiap aktivitasnya, tak pernah dia abai dengan protokol kesehatan. Dia selalu memakai masker, menjaga jarak, dan tentunya tak lupa selalu mencuci tangan. Sesampai di rumah, juga langsung mandi, bersih-bersih tubuh. Apalagi, dia tahu, di rumah ada ibundanya yang sudah renta, berusia 82 tahun. 

Dia sedih, tapi kala itu tak ada air mata. “Mami, menangis saat teman-teman telpon menanyakan kebenaran kabar yang mereka terima. Mungkin karena Mami, paibo hati (suka terharu), makanya menangis saat kawan-kawan bertanya dan memberikan dukungan untuk kesembuhan,” kata perempuan yang acap disapa Mami oleh rekan sekerjanya tersebut. 

Saat ditelepon itulah, berderai-derai air matanya. Tak terkira hatinya. Makin menjadi saat puteri sulung dan menantunya yang tinggal di Bengkulu menelpon dengan rasa sedih yang tak terkira. “Anak dan menantu Mami sedih sekali, sehingga Mami juga tak bisa membendung air mata,” ujarnya lagi yang dihubungi Singgalang via telepon genggam. 

Tapi Nani berupaya tegar. Dia harus kuat demi ibu, anak dan keponakannya yang tinggal di rumahnya di daerah Pasir Kandang, Padang. Demi kesembuhannya, dia penuhi semua pesan dari dokter dan petugas kesehatan yang memeriksa dirinya. Beruntung di rumahnya, setiap kamar dilengkapi dengan kamar
mandi, sehingga interaksi antar orang dalam rumah berkurang dan kemungkinan dia menulari yang rumah lainnya juga sangat minim.