UAS Disambut Puluhan Ribu Umat di Bukittinggi 

Lapangan Bukit Ambacang Bukittinggi menjadi saksi atas kehadiran ratusan ribu jamaah, bagaikan lautan manusia menghadiri tabligh akbar dengan penceramah, Ustadz H. Abdul Somad, LC, MA, Minggu (3/3). (Maswir Chaniago).
BUKITTINGGI-Minggu (3/3) merupakan hari berkah bagi umat Islam Kota Bukittinggi dan sekitarnya dengan kedatangan ustadz yang selalu di hati masyarakat, yaitu Ustadz H. Abdul Somad, LC, MA yang lazim dikenal dengan singkatan UAS.
Kedatangan UAS didampingi pejabat Kota Bukittinggi dan Agam itu menuju lapangan pacuan kuda Bukit Ambacang yang menggunakan kereta kencana memanfaatkan tenaga kuda disambut haru puluhan ribu umat dengan lantunan shalawat. Gegap gempitanya lautan umat muslim di lapangan pacuan kuda Bukit Ambacang itu sambil melambaikan tangan menyambut ustadz idola itu.
Dengan ciri khas UAS menyampaikan tausiah pada acara tabligh Akbar tersebut membuat pengunjung semakin bersemangat. Apalagi ustadz yang sangat kental dengan logat Minangnya itu, suasana ukhuwah semakin gembira dan bersemangat.
Dalam tausiahnya yang berlangsung satu jam lebih, UAS memaparkan secara rinci ceramah dengan tema “Merajut Ukhuwah Islamiah. Thausiahnya terutama diarahkan kepada upaya menyelamatkan generasi muda Islam dari ancaman penyakit masyarakat (Pekat), seperti narkoba, pengaruh akibat menoton situs porno serta perilaku menyimpang lainnya.
“Sejarah sudah membuktikan, daerah Minangkabau merupakan wilayah yang sudah melahirkan tokoh dan pakar agama Islam. Tokoh Islam itu pun sudah dikenal dunia internasional. Sebut saja seperti Buya Hamka, buya Muhammad Nasir, Tuangku Imam Bonjol. Bahkan imam besar pertama di Masjidil Haram Makkah adalah orang Minangkabau. Maka menjadi kewajiban kita bersama untuk membimbing generasi atau anak kemenakan kita agar selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Apalagi falsafah Minangkbau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Saat saya turun dari kereta dan menginjakkan kaki pertama kali di tanah lapangan pacuan kuda Bukit Ambacang, para pesilat Minang menampilkan atraksi silek tradisional menggunakan senjata berupa pisau. Silek ditampilkan remaja putra, dan di belakangnya berdiri dara Minang yang cantik. Menurut saya itu ada artinya. Gadis Minang itu cantik dan ramah, tapi jangan coba-coba mengganggu, karena generasi muda Minang siap membela dengan segala kemampuan beladiri silek tradisionalnya.
Untuk itu, kepada remaja Islam yang laki-laki berusahalah menjauhkan diri dari barang haram seperti narkoba dan sejenisnya. Dan untuk remaja putri selalulah menjaga diri, tutup selalu surat dengan tidak memperlihatkan lekuk tubuh. Wanita wajib dilindungi, namun wanita itu sendiri yang harus memulai dari diri untuk memelihara diri,”pesan UAS.
Merajut ukhuwah Islamiyah harus dibarengi dengan amal salah. Amal saleh itu akan mampu menghapus dosa, mengangkat derajat, menghapus sikap silap dan khilaf serta dekat dengan Rasulullah Muhammad SAW. Salah satu bentuk amal saleh itu adalah jihad. Jihad bukan harus berperang melawan musuhnya dengan menghunus senjata, tapi bisa melalui mimbar, rumah ibadah, pesantren, lapangan dan di parlemen untuk menyelamatkan masyarakat,”tambah UAS.
Dari pantauan Singgalang di lokasi, masyarakat yang memadati lapangan Bukit bacang bukan saja datang dari Bukittinggi dan Agam, tapi kuda dari kabupaten/kota lain di Sumatera Barat. Ada jamaah yang datang ke lapangan Bukit Ambacang Sabtu (2/3) malam. Banyak yang berangkat dari rumah mereka sebelum subuh, dan shalat subuh di masjid sekitar lapangan Bukit Ambang, bahkan Minggu dini hari serta usai shalat subuh.
Selain memadati lapangan, jamaah memenuhi jalan raya yang sengaja ditutup bagi kendaraan, bukit sekeliling dan di teras lantai 2 ruko dan rumah warga.
Prosesi yang membuat jamaah terisak dan berurai air mata dan suasana menjadi haru, tatkala seorang wanita bernama Kalista Hutagalung, kelahiran 1977 karyawati hotel Novotel di Kota Bukittinggi, dengan ikhlas tanpa paksaan dan bukan karena UAS memberi thausiahnya Bukittinggi, sebagaimana disampaikan panitia kepada ratusan ribu jamaah, Kalista Hutagalung menyatakan dirinya ingin masuk Islam.
Di akhir thausiahnya, UAS langsung memandu Kalista Hutagalung mengucapkan dua kalimat syahadat yang disaksikan ratusan ribu pasang mata. Kalista meneteskan air mata begitu mengulangi dua kalimat syahadat yang diucapkan UAS. Kondisi itu juga membuat jamaah lain meneteskan air mata. Begitu Calista selesai mengucapkan dua kalimat syahadat, UAS secara spontan mengucapkan Asma Allah “Allahu Akbar” yang diikuti seluruh jamaah.

“Dengan demikian, secara sah saudara Kalista Hutagalung resmi menjadi
saudara kita. Galang dana untuk memberangkatkan beliau menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci. Dan berikan kepadanya pakaian muslimah, karena ia sebagai mu’alaf menjadi tanggungjawab kita bersama,”pesan UAS.

Spontan dari UAS sendiri yang diiringi pejabat pemerintahan dan jamaah memberikan infak dan sadaqah untuk memberangkatkan Calista menunaikan ibadah umrah. (510/203).

Area lampiran