Tempat Isolasi di Nagari, Banyak Tak Sesuai Protokol Kesehatan

dr. Andani Eka Putra

PADANG-Kepala Pusat Diagnostik Riset Penyakit Infeksi (PDRPI) Fakultas Kedokteran Unand, dr. Andani Eka Putra, mengatakan ruang isolasi mandiri pasien positif Covid-19, dengan gejala ringan banyak yang tak layak dan tak sesuai protokol kesehatan.

“Dari 2000 kelompok isolasi yang ada di daerah, sebagian besar tak layak. Jangan sampai kita meniru kasus Jakarta, dimana isolasi mandiri tidak bisa dikontrol,”ujar Andani, dalam grup tersebut.

Disebutkannya, ruang isolasi mandiri tersebut diperuntukan bagi apsien positif Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang. Mereka tidak boleh dirawat di rumah sakit, sebab rumah sakit hanya untuk pasien dengan kasus berat dan berat sekali.

Saat ini, katanya PDRPI Fakultas Kedokteran Unand telah berhasil menuntaskan semua sampel, mulai dengan target awal penyelesaian sampel 24-48 jam dihitung dari sampel masuk ke laboratorium. Kemampuan laboratorium sekitar 4000-5000, tapi terkendala jumlah mesin PCR.

“Secara sederhana kami di laboratorium sudah berhasil menata jumlah dan kecepatan testing.” ujar Andani.

Dr. Andani menyatakan keoptimisannya menghadapi fase puncak Covid-19.

“Kita optimis bahwa fase puncak ini bisa kita atasi bersama,” katanya.

Meski demikian Andani kembali meminta kepada stakeholder (pemangku kepentingan), melakukan beberapa hal krusial agar, Sumbar bisa melewati fase puncak tersebut.

“Saya berharap kepala daerah memberdayakan tempat isolasi di nagari-nagari yang layak. Pemberdayaan nagari bertujuannya untuk meningkatan pengetahuan tentang dampak dan bahaya Covid-19. Saya juga berharap implementasi Perda AKB dilakukan secara ketat. Penyediaan tempat cuci tangan di perkantoran, jangan sampai tak ada,” terangnya.

Selain itu survailance perkantoran dan nakes juga harus diperhatikan. Menurut rencana pihak Andani pada Oktober nanti akan merancang survailance untuk seluruh nakes di Sumbar. 107/104