Enam Pemuda Ditetapkan Sebagai Tersangka Penganiayaan Ketua PP

Kasat Reskrim Polres Bukittinggi Akp M.Adi M.Mekuo saat memberikan keterangan kepada wartawan di mapolres Bukittinggi=
BUKITTINGGI-Satreskrim Polres Bukittinggi akhirnya menetapkan enam orang yang ditahan sebelumnya sebagai tersangka penganiayaan ketua Pemuda Pancasila (PP) Bukittinggi.
Keenam tersangka itu masing masing, DR. (29) AR, H (38), YP (27),RH (35), H (39) dan D (38)
Kapolres Bukittinggi, AKBP Arly Jembar Jumhana melalui Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Andi MA Mekuo membenarkan bahwa pihaknya telah menetapkan keenam orang yang diamankan sebelumnya itu sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan ketua PP tersebut
Menurut Andi M.Mekuo, hasil penyidikan dan pemeriksaan tersangka serta berdasarkan bukti permulaan sudah dapat keenam pemuda yang diamankan itu sebagai pelaku pembacokan ketua PP itu.
Terkait peran masing masing pelaku menurut, Andi, satu orang berinisial AR berperan sebagai otak atau perencana, RH sebagai penghubung atau mengumpulkan anggota, YP, D dan H berperan sebagai pembantu untuk mengantarkan RH untuk melakukan penganiayaan dan melarikan diri. sedangkan DR eksekutor, DR berperan sebagai eksekutor.
Dalam kasus itu pihaknya juga sudah mengamankan barang bukti berupa satu golok samurai yang dipergunkan pelaku dan satu unit sepeda motor sebagai alat transportasi pelaku.
Sedangkan mobil yang digunakan untuk membawa kabur pelaku masih di cari oleh petugas.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kota Bukittinggi terpilih dibacok orang tak dikenal di Kantor Sekretariat Majelis Pimpinan Cabang PP Bukittinggi Jalan Pemuda tepatnya di depan Rumah Potong Hewan (RPH), Sabtu (9/6) sekitar pukul 22,10 WIB.
Suhendra alias Bruce Eng Lee menjabat Ketua Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila Bukittinggi terpilih itu dibacok dengan pedang Samurai oleh seorang pria yang memakai penutup wajah atau sebo. Saat itu, Suhendra dengan keempat rekannya sesama anggota organisasi sedang berada di kantor sekretariat MPC PP.
“Ketua kami diserang oleh pria tak dikenal secara tiba-tiba dengan mengayunkan sebilah samurai ke puncak kepalanya. Akibatnya kepala ketua berdarah dan dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Achmad Muhtar (RSAM) Bukittinggi,” kata Anto salah seorang saksi mata. (203)