Agam  

Teka Teki Hewan Misterius di Palembayan Terjawab, Ini Dia Makhluknya

LUBUK BASUNG – Setelah hampir satu bulan, warga Nagari IV Koto Palembayan Tangah Kecamatan Palembayan dilanda rasa takut, karena kemunculan “hewan misterius” sehingga menjadi teka teki, pada Rabu (9/6) ini teka teki itu terjawab.

Beruang madu atau nama latinnya helarctos melayanos adalah fauna khas Bengkulu dan maskot kota Balikpapan. Dewasanya memiliki tinggi sekitar 70 sentimeter, panjang tubuhnya 140 sentimeter dengan berat 50 -60 kilogram. Beruang yang masuk famili ursaide ini adalah jenis terkecil diantara 8 jenis beruang di dunia. Dinamakan beruang madu, karena hewan ini suka memanjat mencari madu lebah di pohon pohon dalam hutan.

“Setelah kita buka rekaman kamera yang kita pasang satu minggu lalu, sebagaimana dugaan sebelumnya, hewan yang bikin takut warga itu dipastikan beruang madu,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ade Putra.

Ade mengatakan pemasangan kamera di tiga titik untuk memastikan apa satwa itu. “Perangkap jebak kita pasang di lokasi kamera penjebak merekam gambar visual ,” katanya.

Setelah pasti jenis binatang itu, BKSDA mengambil tindakan akan menangkap binatang itu untuk dievakuasi ke habitatnya. BKSDA hari ini memasang perangkap yang terbuat dari besi ukuran 2 x 1 meter.

“Kita undang dia dengan aneka makanan buah buahan yang dia sukai seperti pisang dan lainnya, mudah-mudahan tertarik dan masuk perangkap,” katanya.

Ade berharap, sang beruang segera merespon “undangan” kita, dan masyarakat bisa bernafas lega.

“Tidak menutup kemungkinan perangkap terpasang melebihi tujuh hari dan lokasi pemasangan bakal dialihkan sesuai dengan pengamatan yang kita lakukan,” katanya.

Apabila beruang madu masuk perangkap, tambahnya, satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu bakal dievakuasi ke Kantor Resor KSDA Agam di Lubukbasung untuk diobservasi.

Observasi itu untuk mengetahui usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, prilaku dan penyebab satwa itu muncul ke pemukiman.

Satwa itu bakal dilepasliar ke kawasan hutan konservasi apabila kondisi tidak terdapat cacat permanen, kondisi sehat dan masih agresif.

“Kita segera melepasliar satwa itu apabila kondisi baik,” katanya.