Tanpa JKN-KIS Ibu Kami Tak Bisa Berobat

PADANG-Kepergian Mas Dewa Sari, 65 tahun peserta JKN KIS masih meninggalkan luka mendalam bagi keluarga. Meski begitu
keluarga tak akan pernah lupa akan manfaat kartu hebat dari
pemerintah tersebut.

“Ibu saya sudah tiada 30 Oktober kemarin,” kata Komar, 24
anak dari almarhumah, kepada Singgalang Senin (23/11).

Diceritakan Komar, ibunya meninggal karena penyakit ginjal
yang diderita sejak 5,5 bulan lalu. Selama itu dia berobat
menggunakan kartu JKN KIS.

“Kami merasa sangat terbantu dan sangat berterima kasih pada
pemerintah. Tanpa JKN KIS tak mungkin ibu bisa berobat, meski
pun umur beliau tidak panjang,” sebutnya.

Selama dirawat di rumah sakit Lubuk Sikaping, ibunya mendapat
pelayanan yang baik. Tak ada yang kurang satu pun. Karena itu
mereka benar-benar merasa terbantu dan sangat berterima
kasih.

Komar, ibu dan keluarga besarnya tercacat sebagai penerima
JKN KIS yang dibiayai pemerintah. Sebab kondisi ekonomi
mereka tak memungkinkan untuk jadi peserta mandiri yang
membayar sendiri.

“Kalau bayar sendiri kami tak akan sanggup. Karena untuk
biaya hidup sehari-hari saja susah. Apalagi untuk biaya
berobat,” kata Komar, warga Binubu Baru, Pasaman Timur itu.

Saat ada keluarga yang sakit maka mereka cukup membawa kartu
JKN KIS saja, tanpa harus memikirkan iuran perbulannya.

“Kami berharap kartu JKN KIS yang dibayarkan pemerintah ini
terus bisa dipakai. Artinya jangan sampai tahun depan kami
tak tercatat sebagai penerima. Karena kami memang sangat
butuh kartu JKN KIS, kalau sakit kami tak perlu lagi hutang
sana sini mencari pinjaman,” katanya.

Komar sendiri, tahu betul sistim gontong royong yang diusung
BPJS Kesehatan. Dimana orang yang tak pernah berobat tapi tetap bayar, maka iurannya akan akan dimanfaatkan peserta lainnya.

“Kami memang tidak membayar iuran tapi dibayarkan pemerintah. Andai kata kami orang mampu, tentu kami mau membayar iuran sendiri tanpa mengharapkan pemerintah,” ujarnya.

Karena itu, Komar juga menyampaikan terima kasih kepada peserta JKN KIS yang tetap rutin membayar. Sebab orang seperti mereka sekeluarga sangat membutuhkan ketaatan peserta tersebut dalam membayar iuran. 107