Ragam  

Tak Saya Temukan Tong Sampah di Tokyo

Berfose di depan foto besar wanita Jepang berkimono (seruni)

Waktu saya ke sana tentu saja anjing ini sudah tak ada. Yang ada patungnya. Stasiun itu ada di bawah tanah sekarang. Di atasnya jalan bersimpang empat dengan taman yang luas dan penuh sesak oleh pengunjung. Berfotolah kami di sana. Berkali-kali.

Hachiko hidup November 1923- sampai Maret 1935. Kisahnya terkenal di seluruh dunia. Karena amat setia pada tuannya yang profesor berbilang tahun, maka anjing tersebut disayangi publik Jepang.

Di depan patung perunggu binatang piaraan itu saya sempat berfoto. Selepas dari sana, dicoba masakan Malaysia. Kenyang, mata mengantuk, kembali ke hotel

Tokyo adalah kota hebat, kaya, bersih, tertib dan aman. Metropolitan ini berpenduduk 38 juta jiwa dan hampir semua warganya bergegas. Menyeberang jalan bagai lebah lewat, menderu. Tertib dan taat aturan, serta menghargai tamu. Mereka yang sebanyak itu, tak pernah buang sampah.

Ketika saya makan siang tadi, gempa menguncang. Mungkin 5 SR, lebih menderita dari Padang. Tapi sudahlah, mata sudah mengantuk, saya nikmati hotel cantik ini dulu. (*)