Agam  

Tak Nyaman Lagi di Rantau, Perantau Ampang Gadang yang Eksodus ke Kampung Tak Terbendung.

Satgas Penanggulangan dan Relawan Tangap Covid 19 Nagari Ampang Gadang terlihat sedang mendata perantau yang sudah pulang kampung. (asrial gindo)

AGAM – Arus perantau dari berbagai daerah yang eksodus ke kampung halamanya tidak terbendung lagi, meskipun pemerintah sudah menghimbau para perantau untuk menunda sementara niatnya pulang kampung.

Kondisi itu setidaknya terjadi di Nagari Ampang Gadang, Kecamatan IV Amgkek, Kabipaten Agam.

Berdasarkan data di posko Satgas Penanggulangan dan Relawan Tangap Covid 19 Nagari Ampang Gadang hingga 28 maret kemaret sudah tetcatat 120 perantau dari berbagai daerah yang pulang ke nagari Ampang Gadang, bahkan jumlah itu akan diprediksi akan terus bertambah hingga pertengahan april mendatang.

Walinagari Ampang Gadang Rifki Syaiful yang dikonfirmasi Singgalang membenarkan arus perantau Ampang Gadang yang pulang Kampung tidak terbendung lagi.

“Saat ini sudah 120 orangnya g tercatat di Posko Satgas,dan yang akan pulang masih banyak lagi,” ujarnya.

Para perantau itu ada yang berasal dari pulau jawa, Duri, Pakan Baru, Medan, bahkan ada dari luar negeri seperti Jepang, Belanda, Singapura dan Malaysia.

Diakuinya, pemerintah provinsi maupun kota dan Kabupaten di Sumbar termasuk pemerintahan nagari Ampang Gadang sudah menghimbau agar para perantau itu untuk tidak pulang kampung dulu sampai virus korona yang mewabah itu mereda.

Namun mereka terpaksa tidak mengindahkan himbauan tersebut dan tetap nekat pulang kampung.

“Alasan mereka karena merasa tidak nyaman lagi berada di rantau seperti di Jakarta, Bandung dan beberapa daerah lainnya akibat wabah virus korona ( covid 19) itu,”ujarnya.

Sedangkan untuk mengantisipasi ada diantara perantau itu yang terpapar covid 19,pihaknya memintau para perantau yang akan pulang kampung itu untuk berpartisipasi menginformasikan kedatanganya ke walijorong tempat tinggal mereka agar mudah didata.

“Alhmdulilah hampir semua perantau yang pulang kampung itu koperatif melapor, bahkan saat masih berada di Bandara mereka sudah menghubungi kita miminta saran apa yang harus mereka lakukan,”ujar Rifki.

Setelah didata para perantau yang baru pulang itu diminta segera memerilsakan kesehatanya di Puskesmas Biaro, dan mereka yang dinyatakan aman tetap diawasi selama 14 hari.(203)