ALAHAN PANJANG – Upaya PT Semen Padang melakukan konservasi ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) di Danau Diatas, Kabupaten Solok, mendapatkan apresiasi dari pemerintah setempat.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Kabupaten Solok, Eva Nasri, mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh PT Semen Padang dan Universitas Bung Hatta dalam upaya konservasi ikan bilih.
Ia berharap, dengan keberhasilan pelepasan ikan bilih ke Danau Diatas, dapat membuka peluang bagi konservasi di danau-danau lainnya yang ada di Kabupaten Solok.
“Kami sangat mendukung langkah ini. Kabupaten Solok memiliki lima danau, dan jika Danau Diatas ini berhasil menjadi habitat yang baik untuk ikan bilih, kami berharap PT Semen Padang juga dapat mempertimbangkan untuk menjadikan danau-danau lainnya sebagai habitat baru bagi ikan bilih,” ujar Eva.
Hal itu dia katakan saat PT Semen Padang melepaskan ikan bilih di Danau Diatas, Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
Pada Kamis (16/1), sebanyak 1.500 ekor ikan bilih dilepas ke dalam danau tersebut dalam acara yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait.
Eva juga menyoroti pentingnya menjaga kelestarian ekosistem di Danau Diatas. Belakangan ini, banyak ditemukan kegiatan reklamasi yang berpotensi merusak ekosistem danau.
“Melalui pelepasan ikan bilih ini, Pemkab Solok juga berupaya untuk menjaga dan melestarikan ekosistem Danau Diatas. Kami akan terus memantau dan melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi kerusakan yang lebih lanjut,” tutup Eva.
Ikan bilih diketahui memiliki potensi reproduksi yang luar biasa. Satu ekor ikan bilih betina dapat menghasilkan hingga 5.000 telur, dan dengan 800 ekor ikan betina dari 1.500 ekor yang dilepas, diperkirakan jumlah ikan bilih yang berkembang biak akan mencapai lebih dari 4 juta ekor. (*)