Sutan Riska Masuk  Bursa Capres 2024, Ini Kata Sekjen DPP PDI-P 

Sutan Riska Tuanku Kerajaan bersama Presiden Joko Widodo. ( dokumen)
JAKARTA – Dari 11 nama Bursa calon Presiden Republik Indonesia pada Pilpres 2024 mendatang, salah satunya adalah Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Sutan Riska Tuanku Kerajaan. Hal ini disebutkan oleh Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangan persnya, Jumat (15/10 /2021).

Dari 11 nama yang disebut oleh Sekjen DPP PDI-P yakni, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Prananda Prabowo, Puan Maharani, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Gubernur Bali Wayan Koster, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Djarot Syaiful Hidayat, Mantan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Ketua Umum HIPMI Mardani H Maming dan Ketua APKASI yang juga Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

“PDI Perjuangan sendiri telah membangun demokrasi yang semakin matang, agar lahir pemimpin bangsa yang hebat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemimpin politik dari tingkat pusat hingga daerah yang disiapkan melalui mekanisme kaderisasi kepemimpinan Partai,” terang Hasto.

Hasto menyinggung sejumlah sosok yang sudah lahir lewat kaderisasi tersebut. Dia menyebut ada sosok Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo; hingga Ketua DPR Puan Maharani.

“Sosok seperti Presiden Jokowi, Mas Prananda Prabowo, Mbak Puan Maharani, Olly Dondokambey, Ganjar Pranowo, Wayan Koster, Tri Rismaharini, Djarot Syaiful Hidayat, Abdullah Azwar Anas, Mardani H Maming, Sultan Riska dan lain- lain lahir dari mekanisme kaderisasi partai,” kata Hasto.

Tambah Hasto, PDI Perjuangan terus melakukan konsolidasi dan kaderisasi partai. Itu semua perlu kerja sistemik melalui bangunan organisasi kepartaian. Jadi terkait dengan capres dan cawapres, Partai memiliki banyak kader yang mumpuni yang telah dipersiapkan partai.

Meski demikian, Hasto memastikan keputusan siapa yang bakal mewakili PDIP sebagai capres di 2024 merupakan kewenangan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya pengumuman siapa yang bakal mewakili akan dilakukan pada saat yang tepat, bukan lewat deklarasi asal.

“Pengumuman akan dilakukan pada momentum yang tepat. Semua memerlukan pertimbangan yang matang, bukan asal deklarasi. Itulah tata cara melahirkan pemimpin, perlu pertimbangan matang dan jernih,” pungkasnya. ( roni)