Sufisme Menurut Seyyed Hoseen Nasr dan Titik Temunya dengan Pendidikan Karakter di Indonesia Antar Eliana Siregar Jadi Doktor

Senyum kebahagian keluarga Eliana Siregar usai mengikuti ujian terbuka promosi Doktor.

PADANG – Eliana Siregar resmi mendapatkan gelar Doktor Pendidikan Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang, setelah melewati ujian sidang disertasi yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting, Senin (19/7).

Eliana Siregar yang kesehariannya juga merupakan dosen UIN Imam Bonjol Padang ini akhirnya berhasil menyelesaikan dan mempromosikan disertasinya berjudul “Sufisme Menurut Seyyed Hoseen Nasr dan Titik Temunya dengan Pendidikan Karakter di Indonesia,” setelah melalui proses perjuangan yang panjang.

Sidang dimpin Rektor UIN Imam Bonjol Padang Prof . Dr Eka Putra Wirman, M.A, yang juga penguji satu. Kemudian tim penguji lainnya, Dra Hetti Waluati Triana, M.Pd, Ph.d, Prof. Dr. Samsul Nizar, M.A, Prof . Dr. Syafruddin Nurdin, M.Pd, Prof. Dr. Saifullah, M.A, Prof. Dr. Zulmuqim dan Prof. Dr. Duski Samad, MAg.

Di hadapan tim penguji yang memberikan pertayaan, masukan dan kritikan, serta peserta yang mengikuti jalannya proses ujian secara virtual, Eliana Siregar mempertahankan dan mempertanggungjawabkan secara terbuka apa yang telah ditelitinya selama ini.

Dijelaskan Eliana, berbagai persoalan pendidikan karakter di Indonesia merupakan agenda yang harus mendapat penanganan serius oleh para pakar pendidikan.

Sebab sampai saat ini pendidikan karakter dinilai kurang berhasil untuk tidak mengatakan gagal dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pendidikan nasional.

“Satu di antara penyebabnya adalah karena penerapan metodenya yang belum optimal,” ungkapnya.

Pada sisi lain, lanjutnya, terdapat pula gagasan seorang tokoh intelektual muslim dunia asal negara Iran yaitu Seyyed Hossein Nasr tentang sufisme yang apabila ditelusuri lebih jauh ternyata menyimpan banyak khazanah untuk mengatasi problematika dan krisis akut manusia Barat modern yang notabene juga berkaitan erat dengan masalah karakter.

Ditinjau dari kacamata pendidikan, ada titik temu antara sufisme Nasr dan pendidikan karakter di Indonesia.
Menurut Eliana, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: konsepsi Seyyed Hossein Nasr tentang sufisme, serta titik temu ajaran sufisme Nasr dengan pendidikan karakter di Indonesia.

Hasil kajiannya, menunjukkan: 1) konsepsi sufisme Nasr merupakan kedekatan dengan Tuhan sebagai realisasi dari keesaan (tauhid), cinta yang mengejawantahkan kehendak konkret Allah yang didasarkan pada rasa takut serta penghormatan kepada Allah dan kepatuhan kepada kehendak-Nya, bertujuan untuk memperoleh sifat-sifat Ilahi dengan jalan meraih kebaikan-kebaikan dengan bantuan metode-metode serta anugerah yang datang dari Nabi dan wahyu al-Quran.

2) titik temu sufisme Nasr dengan pendidikan karakter di Indonesia; pada aspek tujuan terlihat pada itikad baik untuk membentuk insan yang beriman dan bertakwa. Dalam konteks sufisme Nasr adalah individu yang dengan kesadarannya berkeinginan untuk mengobati kegersangan rohaninya, yaitu dengan menempuh ritual khusus yang mendekatkannya dengan yang Transenden.

Katanya, dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa sufisme Sayyed Hossein Nasr dapat menjadi basis pendidikan karakter di Indonesia dalam membentuk karakter yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.