Sudah Bening, Bak Mandi Tidak Bau dan Kuning Lagi

Intake Perumda Air Minum Kota Padang di Palukahan, Kecamatan Koto Tangah. Ist

Khusus untuk IPA Palukahan, membutuhkan anggaran sekitar Rp36 miliar terkontrak. Kegiatannya membangun semua fasilitas untuk pengolahan air. Yakni, proses air baku sampai menjadi air siap minum. Semua fasilitas dan alat-alat termasuk reservoar sampai nantinya disalurkan ke pipa yang dikelola Perumda Air Minum Kota Padang.

Sejarah

Perumda Air Minum Kota Padang sebelumnya bernama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Karena kebutuhan regulasi, akhirnya pada Maret 2020 PDAM Kota Padang berganti nama menjadi Perumda Air Minum Kota Padang.

Halaman web Perumda Air Minum Kota Padang dengan laman (https://pdampadang.co.id/hal-sejarah.html) mencatat cikal bakal perusahaan ini dibangun pada oleh Pemerintah Belanda pada 1897. Pada saat itu dibangun 6 unit Sumur Bor dengan total kapasitas sebesar 22 liter per detik yang di bangun oleh pemerintah Kolonial Belanda, diberi nama “Gemeentelejk Waterleiding Bedrijf” atau “Perusahaan Air Kota Padang”. Perusahaan ini hanya dapat melayani Kantor Pemerintah, Pegawai Pemerintah dan Kantor Lembaga Sosial Masyarakat.

Pada 1957, mulai dilaksanakan pembangunan Proyek Air Bersih IPA Gunung Pangilun dengan Sumber Air Baku dari Batang Kuranji dan dengan total kapasitas produksi air sebesar 250 liter per detik. Biaya Pembangunan Proyek Air Bersih IPA Gunung Pangilun adalah sebesar Rp 1,2 Miliar yang di bangun oleh Degremont Perancis dan proyek tersebut selesai dikerjakan pada Tahun 1968. Lokasi IPA Gunung Pangilun secara teknis sangat strategis terletak dengan ketinggian lebih kurang 40 meter dari permukaan laut sehingga pendistribusian air ke daerah tujuan pelayanan dilaksanakan secara gravitasi dan mulai beroperasi pada awal Tahun 1970 dalam tahap uji coba.

Pada 1974, berdasarkan Perda Kota Padang Nomor 05/PD/1974, tanggal 30 Desember 1974 sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962, Perusahaan Air Kota ini kemudian berubah status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tingkat II Padang, yang berkedudukan di Jalan Sudirman Nomor 21 Padang.
Pada 2009 Sumbar dihoyak gempa. Semua fasilitas umum rusak parah. Sejumlah gedung-gedung pemerintah sujud ke tanah. Begitu juga dengan PDAM Kota Padang, IPA Gunung Pangilun rusak, intake Sikayan Balumuik, dan Ulu Gadut jebol, kantor pusat PDAM roboh, gudang dan intake Kampung Koto rusak. Kebocoran pipa mencapai 5.000 titik. Program recovery dilaksanakan, kerusakan bisa teratasi.

Untuk menunjang pelayanan air bersih Pasca Gempa Bumi yang terjadi di Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tanggal 30 September 2009, PDAM Kota Padang memperoleh bantuan 1 (satu) unit Mobil Tangki Type Mitshubisi Colt Diesel FE73 (PSI 10) berikut perlengkapannya (Pompa Air dan Slang Air) dengan kapasitas Tangki 6.000 liter dari PT (Persero) Bank Mandiri Tbk, dengan nilai perolehan sebesar Rp. 285.000.000,00 (Dua Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah).

Pada 2010 PDAM Kota Padang juga menerima bantuan/hibah Investasi Sarana dan Prasarana Air Minum berupa Perpipaan sebesar Rp. 2.261.168.000,00 dan Assesories Perpipaan sebesar Rp. 308.352.000,00 serta Peralatan dan Perlengkapan Kerja Distribusi dalam rangka menunjang pemulihan pelayanan air bersih Pasca Gempa Bumi 30 September 2009 melalui PT. Brantas Jaya Pertala dengan Kontrak Pekerjaan Nomor 01/SPK-PENG/BINTEK-PRASKIM/V-2010, Tanggal 3 Mei 2010, Addendum Kontrak Pekerjaan No. ADD-PENG/BINTEK-PRASKIM/VI-2010, tanggal 25 Juni 2010.

Selanjutnya pada tahun 2010 ini PDAM Kota Padang juga menerima bantuan/hibah dari Pemerintah Pusat berupa pengadaan dan pemasangan Jaringan Perpipaan, Jembatan Pipa dengan nilai perolehan seluruhnya sebesar Rp. 4.806.985.700,00 (Empat Miliar Delapan Ratus Enam Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Tujuh Ratus Rupiah).

Baru pada 2010 hingga 2020 PDAM Kota Padang yang saat ini bernama Perumda Air Minum Kota Padang terus berbenah dan meningkatkan pelayanan pasca gempa 2009. Seperti membangun intake baru Tanah Taban. Pembangunan kembali kantor pusat di Jalan H Agus Salim No. 10 Padang yang porak-poranda akibat gempa. Pembangunan intake baru Lubuk Paraku.

“Sejatinya kita mulai membangun dari awal lagi sejak 2009. Karena sejumlah fasilitas kita apalagi jaringan pipa banyak pecah akibat gempa. Tingkat kebocoran menjadi tinggi, pelayanan terganggu. Kini Perumda Air Minum Kota Padang bisa melayani pelanggan dengan baik lagi,”papar Hendra mengakiri.(yose)