Stok Beras Jelang Idul Fitri di Tengah Pandemi Covid-19 Aman dan Tercukupi

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyu Saleh

JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Perum Bulog memastikan bahwa stok beras di seluruh wilayah Indonesia aman hingga perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H, pada saat pandemi Covid-19 diperkirakan masing terjadi.

“Tidak perlu khawatir, seluruh stok yang ada di seluruh wilayah Indonesia sudah dalam kondisi aman dan tercukupi,” jelas Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyu Saleh dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Minggu (17/5).

Wahyu mengatakan Perum Bulog, sebagai badan usaha milik negara, yang bergerak di bidang pangan, telah memiliki tiga pilar ketahanan pangan.

Adapun pilar yang pertama adalah ketersediaan. Melalui pilar ketersediaan ini Perum Bulog tengah melaksanakan proses penyerapan gabah dan beras dari hasil petani.

“Mei dan Juni ini adalah saat-saat para petani kita sedang berpanen, sehingga Bulog sedang menurunkan timnya untuk melaksanakan penyerapan gabah dan beras,” terang Wahyu.

Kemudian pilar yang kedua adalah keterjangkauan. Pada pilar inilah Bulog melakukan penyebaran stok, sehingga dapat dipastikan bahwa stok terjamin dan mencukupi.

Selanjutnya pilar yang terakhir adalah stabilisasi harga. Dalam hal ini dilakukan skema penyerapan gabah dan beras dari petani, kemudian dari sisi hilir Bulog juga melaksanakan stabilisasi harga di tingkat konsumen.

Lebih lanjut, Bulog juga emyakini bahwa hal tersebut sudah dilakukan dalam kondisi stabil dan normal maupun di tengah terpaan pandemi Covid-19.

“Bulog tetap melaksanakan tugas-tugas dari tiga pilar ini,” ujar Wahyu.

Adapun dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat selama pandemi Covid-19, Perum Bulog juga diminta oleh pemerintah agar tetap mempertahankan stok cadangan beras pemerintah, sekitar 1 sampai 1,5 juta ton. Melalui apa yang sudah dilakukan selama ini, pihak Bulog mengharapakan agar penyerapan dapat lebih meningkat.

“Itu yang sedang kami laksanakan, sehingga kami tetap mempertahankan untuk penyerapan gabah dan beras, di mana, saat ini, Bulog masih melakukan penyerapan kurang lebih hampir 15.000 ton per hari, itu kami pertahankan, dan mudah-mudahan puncaknya nanti di Juni kita bisa menyerap sekitar 25 hari,” terang Wahyu.

Menurut data sementara, Bulog memiliki 1,4 juta ton stok beras yang disimpan di gudang di seluruh Indonesia. Adapun lokasinya tersebar di sebagian besar wilayah di Pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten.

Selain itu, melalui mekanismenya, Bulog juga memiliki minimum stock requirment, sehingga jumlahnya ada sepertiga dalam gudang, kemudian ada sepertiga dalam perjalanan, baik di laut maupun di darat, kemudian juga ada sepertiga dalam perjalanan yang ada di bidang pengirim. (aci)