Silba Adakan Pelatihan Literasi Nilai-nilai ABS-SBK

PADANG PANJANG – Kelurahan Silaing Bawah (Silba) mengadakan pelatihan literasi nilai-nilai ABS-SBK (adat basandi syarak-syarak basandi kitabullah), Senin-Selasa (9-10/11) di aula Hotel Aulia Silaing Bawah. Kegiatan itu dibuka Camat Padang Panjabg Barat yang diwakili Sekcam, Reftasman.
Reftasman mengapresiasi kegiatan yang diadakan Kelurahan Silba tersebut. Pelatihan nilai-nilai ABS-SBK saat ini dinilai sangat penting dilakukan, karena waktu demi waktu masyarakat Minangkabau mulai meninggalkan nilai yang luhur tersebut.
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan masyarakat di Silaing Bawah kembali mengenali apa itu ABS-SBK, lalu nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dijalankan dalam kehidupan sehari-hari,” harapnya.
Menurut Reftasman, saat ini kebanyakan generasi muda lebih senang bermain gadget ketimbang belajar mengenal adat. Lantaran itu, pelatihan-pelatihan senacam ini harus lebih banyak diadakan, supaya masyarakat terutama generasi muda semakin mengenal adat.
Ketua LPM Silba Syamsoedarman mengucapkan terimakasih kepada pihak kelurahan yang telah menggelar pelatihan itu. Kegiatan itu sudah lama diminta masyarakat, karena dirasakan sangat dibutuhkan.
“Sudah lama direncanakan, namun baru kali ini terwujud. Kepada peserta kita harapkan mengikuti pelatihan ini dengan penuh semangat, jangan segan-segan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat,” pesannya.
Lurah Silba, Zamri menyebutkan, pelatihan itu diikuti 30 orang peserta, yang berasal dari utusan RT, karang taruna dan PKK. Sementara narasumber dari Penggiat Literasi Adat Kota Padang Panjang, yakni M. Jamil Labai Sati, Hendrison dan Nurmen Nazar.
Pelatihan yang mengambil tema “memaknai kembali nilai-nilai ABS-SBK sebagai jati diri dan pedoman ketahanan keluarga masyarakat Minangkabau” diadakan sebagai jawaban atas kondisi saat ini. Kehidupan masyarakat Minangkabau yang berlandaskan ABS-SBK dari waktu ke waktu mengalami pergeseran.
Degradasi moral dan perilaku destruktif yang merugikan masyarakat yang cukup meresahkan dalam segala bentuknya, terus saja terjadi karena perubahan zaman serta pengaruh globalisasi yang tidak mengenal batas wilayah dan ruang. Budaya minang juga terkena dampaknya, mengakibatkan sebagian masyarakat kehilangan jati diri sebagai orang Minang yang menjunjung tinggi ABS-SBK.
“Inilah yang menjadi latarbelakang digelarnya pelatihan literasi nilai-nilai ABS-SBK ini. Harapan tentunya sedikit banyaknya bisa memperkaya khazanah pengetahuan adat kita, menggugah nalar kita terhadap kondisi kekinian dalam penerapan nilai-nilai adat yang mulai ditinggalkan masyarakat,” pungkasnya. (Jas)