Silat Arts Festival Kembali Digelar, Sayangnya Hanya Empat Daerah yang Terlibat

Gubernur Irwan Prayitno disambut pesilat muda sebelum meresmikan SAF 2019 di Istana Gubernur Sumbar, Rabu (26/6).ist

PADANG-Pemerintah Provinsi kembali menggelar Silek Arts Festival (SAF) 2019 yang merupakan kegiatan pengembangan yang tergabung dalam Platform Indonesiana. Kegiatan kali ini hanya diikuti empat daerah, yaitu Sijunjung, Solok, Payakumbuh dan Agam.

“Peserta tahun ini memang berkurang dari tahun lalu. Padahal sebelumnya kami sudah meminta semua daerah untuk menganggarkan kegiatan Silek Art. Sayang hanya empat daerah yang merespon,” sebut Kepala Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Gemala Ranti, pada peresmian SAF oleh Gubernur Irwan Prayitno Rabu (26/6) di Istana Gubernuran Sumbar.

Tahun lalu, latanya kegiatan SAF melibatkan tujuh daerah yaitu Kota Padang, Padang Pariaman, Payakumbuh, Solok, Sawahlunto, Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi.

Selain itu, katanya, jadwal kegiatan tahun ini diperpendek dari tahun lalu, guna meminimalisir anggaran.

“Jadwal memang sengaja diperpendek untuk penghematan biaya, mesi begitu acara lebih meriah dari tahun lalu,”katanya.

Dikatakannya, program kali ini akan menghimpun kembali seluruh pengetahuan tentang silek, mengingat silek sebagai kekayaan budaya di Minangkabau telah berkembang ke daerah lain di Indonesia, negara-negara Melayu, juga ke sejumlah negara lain di dunia. SAF akan menjadikan silek satu kesatuan budaya, tidak hanya langkah-langkah atau kontum saja.

“Perkembangan tersebut merupakan sebuah gambaran bagaimana silek merupakan sebuah hasil kebudayaan dengan basis budaya Minangkabau memiliki nilai-nilai penting, yang dapat dipergunakan dalam menjalani kehidupan manusia,” tuturnya.

Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, mengatakan Silek Arts Festival merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada warisan budaya yang ada di Sumbar. Apalagi silek ini merupakan budaya yang lahir turun temurun sejak dahulu hingga saat ini. Untuk itu agar silek ini dapat dikenal hingga pentas dunia, maka kegiatan SAF ini sangat penting,” ujarnya.

Selain itu, silek juga telah diusulkan dan sedang dalam proses penilaian untuk ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia melalui UNESCO. “Kegiatan SAF 2019 ini juga salah satu dukungan untuk menguatkan pengajuan silek sebagai warisan dunia,” tukasnya.

Gubernur berharap, melalui SAF dapat menjaga tradisi silek yang ada di Sumbar. Selain itu, tujuan SAF juga untuk menjemput atau mengumpulkan aliran-aliran silek yang ada di Sumbar.

Ediwar, selaku Direktur Festival SAF 2019 mengatakan bahwa untuk penyelenggaraan SAF 2019, tim produksi sudah memulai langkah kerja mengacu pada rancangan dari Platform Indonesiana dan dibantu oleh Dinas Kebudayaan Sumatera Barat. Mulai dari pembentukan tim produksi, melakukan pendekatan pada dinas-dinas terkait dengan seni budaya di kabupaten-kabuapten di Sumatera Barat, serta menjalin hubungan dengan seniman dan budayawan Sumatera Barat.

“Setidaknya dalam proses kerja yang sudah dimulai dari awal 2019, agenda Silek Arts Festival mendapat sambutan dari beberapa daerah lain di Sumatera Barat,” terang Ediwar.

SAF 2019 yang akan dilaksanakan dari tanggal 19 hingga 31 Agustus mendatang menurut Direktur Festival SAF 2019 meliputi kegiatan pra-festival dan festival yang akan dilaksanakan di Kota Padang, Kota Solok, Kota Payokumbuh, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Sijunjung. Kegiatan pra-festival berupa Penulisan dan Penerbitan Ensiklopedia Silek Minangkabau serta Riset Visual dan Dokumentasi Silek Minangkabau. Sedangkan untuk Kota Padang akan dilaksanakan Pemukaan SAF 2019, Semiloka Transformasi Silek dalam Karya Seni, Pameran Seni Visual, Pameran Arsip dan Dokumentasi Silek Minangkabau, Gelanggang Seni Pertunjukan, Penghargaan untuk Maestro Silek, Lomba Komik Silek, Lomba Video. 107