Agam  

Seminar Nasional : Menggali Nilai-Nilai Sejarah dan Legenda Untuk Kemajuan Kebudayaan Salingka Danau

TANJUNG RAYA – Salah satu agenda Festival Danau Maninjau (FestDaMa) III, yaitu digelarnya seminar Nasional bertopik budaya Salingka Danau Maninjau. Bertindak sebagai pemateri tokoh-tokoh adat dan budaya, yaitu Yus. Dt. Parpatiah (budayawan), Prof. Dr. Ror.Soz. Nusyirwan Efendi (guru besar Antropologi Unand Padang), Igoy El Fitra (potografher berita Antara),Dr. Nopriyasmen,M.Hum (desen FSB Unand Padang) dan Dr. Pudentia,MPSS.,M.Hum (tim ahli WBTB)

Dr. Nofriyasmen dalam materinya memaparkan secara detail asal-usul daerah Salingka Danau dan kondisi danau Maninjau. Nopriyasmen juga memaparkan hasil observasi dan penelitian dari Jousra.

“Sudah semenjak tahun 1915 di Maninjau juga sudah dilaksanakan festival mendayung dan menyelam. Hal ini tetap lestari bagi warga Salingka Danau Maninjau. Berdasarkan hasil penelitian Jousra mengatakan, keakraban di Salingka Danau Maninjau memang kental, dan budaya itu tetap dipertahankan sampai sekarang.

Dari cerita rakyat dan legenda masa dulu kita dapat mengambil banyak ilmu dan pengetahuan. Wajar rasanya daerah Salingka Danau Maninjau tetap melestarikan budaya.

Sementara Igoy El Fitra dengan judul Potret Kebudayaan mengungkapkan tentang ciri-ciri kebudayaan itu diantaranya, dipelajari dan diwariskan kepada generasi berikutnya, dinamis dan dapat berubah sepanjang waktu, memili unsur kepercayaan, terdapat bahasa dan ciri khas suatu daerah, diciptakan oleh sekelompok manusia dan diwujudkan melalui teknologi, sifat dan pengetahuan.

“Kebudayaan berfungsi untuk mempelajari warisan dari nenek moyang, kemudian generasi selanjutnya perlu meninjau apakah warisan tersebut perlu diperbaharui atau tetap dilanjutkan, dan apabila ditinggalkan kebudayaan itu akan rusak.

Sementara unsur kebudayaan itu adalah, bahasa, ilmu pengetahuan, kekerabatan dan organisasi sosial, peralatan hidup dan teknologi, ekonomi dan mata pencarian hidup, religiusitas, tradisi dan kesenian,”ungkap wartawan Antara itu. (Maswir).