Oleh : Eriandi
Lega dan senang dirasakan Alizar (69), seorang petani di Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar begitu mendapatkan dua karung pupuk dari salah satu kios yang ditunjuk distributor sebagai penyalur. Pupuk dengan jenis urea dan phonska seberat 100 kilogram itu akan dipakai untuk memupuk beberapa petak sawah miliknya.
Bagi Alizar dan petani-petani lain pada umumnya, pupuk merupakan nyawa dalam pertanian. Kebiasaan menggunakan pupuk kimia selama berpuluh tahun membuatnya tergantung pada ketersediaan pupuk. Kalau tidak ada pupuk, entah bagaimana nasib hasil panennya.
Baginya, sawah yang digarap hanya untuk kebutuhan keluarga. Sebagian dikirim untuk anak dan cucu di rantau. Yang penting baginya, tidak membeli beras saja sepanjang tahun, itu sudah cukup. Karena, harga beras yang cukup mahal akan memberatkan perekonomiannya sebagai petani. Makanya, pupuk menjadi hal penting baginya dan petani lainnya.
“Pas-pas saja. Hasilnya tidak untuk dijual. Untuk makan sehari-hari,” katanya lagi.
Diakuinya, untuk mendapatkan pupuk saat ini memang harus melalui prosedur yang ditetapkan pemerintah. Selain harus mejadi terdaftar dalam sistem elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok, ia juga harus mempunyai Kartu Tani atau membawa KTP dan Kartu Keluarga untuk menebus pupuk. Namun, ia memahami hal itu sebagai usaha untuk penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasasaran.
“Bagi saya, kalau memang prosedurnya seperti itu, ya dijalani saja. Yang penting tidak susah mendapatkan pupuk. Saat dibutuhkan, pupuk ada dan harganya tidak mahal. Itu sudah cukup,” katanya, Selasa (25/2/2025) kepada topsatu.com.
Sementara itu, Tusrisep, salah seorang petani di Painan, Kabupaten Pesisir Selatan mengatakan, sejauh ini distribusi pupuk di Painan lancar-lancar saja. Tidak ada kendala. Karena itu, ia yakin, dengan kelancaran distribusi pupuk tersebut, hasil panen padi di Painan bakal meningkat.
Menurutnya, kelancaran pasokan pupuk tersebut membantu petani dalam mengoptimalkan perawatan tanaman padi. Dengan distribusi pupuk yang tepat waktu dan mencukupi, Tusrisep meyakini hasil panen padi di Painan akan meningkat.
“Kami sangat terbantu dengan kelancaran distribusi pupuk ini. Jika tidak ada kendala, saya yakin hasil panen kami akan lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Optimisme Tusrisep ini menjadi kabar baik bagi sektor pertanian di Painan, yang selama ini menjadi salah satu penyangga produksi padi di Pesisir Selatan. Dukungan pemerintah dalam menjaga kelancaran distribusi pupuk dinilai penting untuk memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
Untuk menjamin ketersediaan pupuk sampai ke tangan petani, PT Pupuk Indonesia terus berupaya memperbaiki tata cara distribusi. Tujuannya agar petani tidak lagi kesulitan saat mendapatkan pupuk ketika musim tanam tiba.