Ragam  

Sejarah Berdirinya Harian Singgalang

SINGGALANG berdiri semenjak 18 Desember 1968. Nama itu diambilkan dari salah satu nama gunung terkenal di Minangkabau. Pendirinya adalah, empat sekawan, Nasrul Siddik St.Mangkuto, Nazif Basir St.Pamenan, Salius St.Sati, dan H.Basril Djabar. Nama yang terakhir ini, H.Basril Djabar, sampai sekarang tetap menekuni Singgalang , menjabat sebagai Pemimpin Umum. Sedangkan tiga pendiri lainnya,sudah punya kesibukan dan menekuni usaha masing-masing di luar harian Singgalang , di Padang dan Jakarta.

Singgalang pertama terbit dalam bentuk Mingguan di Padang. Saat itu, surat kabar ini mengambil moto: ‘Membina Harga Diri untuk Kesejahteraan Nusa dan Bangsa’yang bernaung di bawah izin Departemen Penerangan Republik Indonesia No.0682/SK/DIR/PDLN/SIP/1968 tertanggal 6 November 1968. Badan penerbit ketika itu adalah CV Genta yang didirikan tahun 1966.

Kendati mulanya hanya terbit 4 halaman yang dicetak Letter Press di NV Nusantara Bukittinggi (sekarang percetakan Grafika Unit II), namun kehadirannya sangat merebut hati masyarakat, karena sifatnya yang khas mengutamakan informasi seputar rintangan yang ditimbulkan berbagai pegolakan antara lain tekanan pemerintah Orde Lama.

Tak hanya itu, Singgalang dalam sajiannya sangat khas, penuh senda gurau Minang yang sehat. Malah itu pula yang mengantarkan suratkabar ini yang lebih dikenal oleh perantau Minang sebagai suatu konsep ibarat kesukaan urang awak terhadap makanan yang pedas-pedas.

Kemudian dengan izin Menteri Penerangan NC.0682/PERS/SK/DIR PP/SIT/1970, tanggal 27 April 1970 suratkabar ini meningkat menjadi dua kali terbit dalam seminggu, yaitu tiap hari Rabu dan Sabtu. Sifat penerbitan masih sama dengan sebelumnya.

Selanjutnya dengan kantor redaksi, tata usaha dengan percetakan yang terpisah di Padang dan Bukittinggi, maka suratkabar ini masih bergulat terus untuk hidup dan membangun diri. Sehingga pada puncak kemampuan dapat menggapai pembaca sampai top oplah 45.000 eksemplar. Sukes itulah yang membuat Singgalang mempunyai gedung dan mesin-mesin sendiri di Jalan Veteran No. 17 Padang.

Pada tanggal 18 Desember 1979 tepat pada HUT-nya yang ke-11, dengan segenap daya dan dana secara berani tampil menjadi suratkabar Harian dengan penebitan 7 kali dalam seminggu. Sesuai dengan izin Menpen No. 965/DIR.JEN/PPG/K/1979, tanggal 16 Agustus 1984 dalam menyambut ulang tahun RI yang ke-39 Harian Singgalang terbit dengan edisi kemerdekaan secara full 12 halaman.

Perubahan tetap saja terjadi. Itulah Singgalang sampai saat ini. Tanggal 24 Oktober 1985, lembaga ini mengantongi SK Menpen RI Nomor 007/SK/Menpen/SIUP/A/1985. Dengan SIUP (Surat Izin Usaha Penerbitan) ini, Singgalang semakin maju. Saat inilah Singgalang yang penerbitnya berubah menjadi PT.Genta Singgalang Press (GSP), karyawan mendapat hibah saham sebanyak 20 persen dari pemilik. Tidak heran kalau karyawan-karyawatinya kini sangat kreatif dalam memajukan suratkabar ini, karena mereka sampai sekarang disamping sebagai karyawan adalah juga pemegang saham secara kolektif melalui koperasi karyawan.

Perjalanan panjang yang ditempuh sampai hari ini telah mengantarkan Singgalang sebagai surat kabar referensi dan terbesar untuk wilayah Sumatra Tengah. Saat ini, Harian Singgalang sekarang hadir di tengah-tengah masyarakat sebelum ayam berkokok dengan 20 halaman. Sajian beritanya tidak saja kuat di tingkat lokal, tetapi juga menyampaikan beragam informasi nasional dan skala dunia. Selain itu, juga ada tulisan-tulisan yang dikemas secara apik, baik pada edisi harian maupun sedisi mingguan.

Kini Harian Singgalang berkembang maju bersama perubahan dan juga menjadi media yang paling handal untuk beriklan dan membuat pariwara di Wilayah Sumatra Tengah. Hal itu sangat dimungkinkan karena Suratkabar ini sekarang didukung oleh tenaga-tenaga muda yang kreatif dengan standar pendidikannya sarjana. Kami memang tidak banyak janji, kecuali perubahan kearah yang lebih baik dan meningkatkan kualitas, sebagaimana dibuktikan oleh pembaca selama ini. (*)