Padang  

Satu Tahun Tragedi Wamena, Nasrul Abit: Biarkan Jadi Sejarah Pilu

Nasrul Abit bersama masyarakata Minang di Wamena. (ist)

Sebagai pemimpin, Nasrul Abit dan rombongan bertemu dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe untuk meminta izin membawa perantau pulang ke kampung halaman untuk sementara.

“Gubernur Papua sebetulnya keberatan melepas masyarakat untuk pulang karena mereka dibutuhkan di sana,” jelas wakil gubernur.

Namun, melihat ketakutan masyarakat dan mungkin trauma yang dialami, akhirnya Lukas mengizinkan masyarakat Sumbar pulang terlebih dahulu.

“Akhirnya, 864 masyarakat yang ada di Wamena akhirnya pulang ke Sumbar secara bertahap dalam waktu singkat,” kata mantan Bupati Pesisir Selatan dua periode ini.

Nasrul Abit berterimakasih kepada semua pihak yang terlibat dan membantu Pemerintah Sumbar dalam mulai dari awal keberangkatannya ke Papua hingga bisa memulangkan masyarakat.

Salah seorang korban tragedi Wamena, Putri (30) yang terluka cukup parah juga kemudian dipulangkan pada 10 Oktober 2019 setelah mendapat perawatan di Papua. Ia juga dijenguk oleh Nasrul Abit ketika itu di Papua dan memastikan Putri mendapatkan perawatan yang baik.

“Akhirnya saya sampai di kampung halaman,” katanya kala itu di pintu kedatangan domestik BIM.

Putri mendarat didampingi dua orang dari Ikatan Keluarga Minang Papua. Kedatangannya disambut Nasrul Abit dan juga oleh sanak keluarga Putri dari Kabupaten Pesisir Selatan.

Tangis keluarga besarnya juga pecah saat bertemu Putri, mereka satu per satu memeluk ibu dari satu anak tersebut. Putri diketahui mengalami luka di bagian lengan, dada kiri, bahu kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri.

Ia terkena tancapan anak panah yang ditembakkan oknum perusuh di Wamena. Sebagian wajah putri juga mengalami luka bakar yang terlihat mulai mengering.

Putri sempat mengatakan bahwa bisa sampai dan kembali menghirup udara Ranah Minang membuat dirinya merasa sudah sembuh. Karena ia kini sudah berkumpul bersama keluarga besar yang akan menjaganya.

Putri bertekad akan melanjutkan sisa hidupnya di Pesisir Selatan. Ia kini menghadapi sisa hidup tanpa suaminya Syafriyanto (36) dan anaknya Rizki (4) yang harus meregang nyawa akibat tragedi Wamena. (mat)