Padang  

Satu Tahun Tragedi Wamena, Nasrul Abit: Biarkan Jadi Sejarah Pilu

Nasrul Abit bersama masyarakata Minang di Wamena. (ist)

PADANG – Hari ini 23 September 2020, tepat satu tahun setelah kejadian tragedi kemanusiaan di Wamena, Papua. Peristiwa kelam itu juga menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Sumatera Barat yang merantau ke daerah itu.

Korban berjatuhan, setidaknya 9 masyarakat Sumbar yang merantau ke Wamena meninggal akibat kejadian itu. Kemudian juga ada yang terluka dan ratusan perantau meminta pulang kampung karena ketakutan.

Tidak lama setelah hari kejadian, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit bersama tim ditugaskan Gubernur Sumbar untuk terjun langsung ke Papua melihat kondisi perantau yang terjebak tragedi.

Ketika sampai di Kota Jayapura, Nasrul Abit dan rombongan bertemu dengan 172 orang masyarakat, mereka meminta tolong kepada orang nomor dua di Sumbar itu agar mereka bisa pulang kampung.

“Masih jelas dalam ingatan saya, mereka minta tolong, minta dipulangkan dengan rasa takut yang luar biasa,” kata Nasrul Abit dengan mata berlinang, Rabu (23/9/2020).

Lalu, ia mengatakan kepada perantau bahwa, Pemerintah Provinsi siap memulangkan mereka namun harus didata terlebih dahulu, agar keperluan kembali ke Ranah Minang bisa dipersiapkan.

Setelah berbincang dengan masyarakat di Kota Jayapura dan menenangkan mereka, Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Wamena, dimana peristiwa berdarah itu terjadi.

Di Wamena, perantau yang berlindung di Markas Kodim Wamena bertemu dengan Nasrul Abit. Tangis mereka pecah, begitu pula dengan wakil gubernur, hatinya pilu melihat masyarakatnya sangat sedih dan ketakutan.

‘Tolong kami pak, kami mau pulang, kami takut di sini’. “Begitu kata mereka kepada saya,” ujarnya.

Nasrul meyakinkan masyarakat bahwa mereka akan difasilitasi untuk pulang. Ia meminta agar masyarakat yang ingin pulang didata, dan yang memilih bertahan di sana juga didata.

Pulang ke Tanah Minang