Satgas Pangan Polda Riau dan Pemprov Riau Cek Stok dan Harga Bapokting Jelang Ramadhan

PEKANBARU – Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriyah, Satgas Pangan Polda Riau bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melakukan pengecekan ketersediaan stok dan harga bahan pokok penting (Bapokting) di pasar tradisional serta kawasan pergudangan pada Jumat (28/2/2025).

Tim itu dipimpin langsung oleh Dirreskrimsus Polda Riau, Kombes Pol Ade Kuncoro Ridwan bersama Asisten II Setdaprov Riau, M. Job Kurniawan, serta sejumlah pejabat terkait, mengunjungi Pasar Cik Puan dan Pasar Rakyat Palapa di Kota Pekanbaru.

Selain itu, tim juga mengecek ketersediaan bahan pangan di beberapa distributor di Komplek Pergudangan Platinum dan Komplek Pergudangan Angkasa II.

Berdasarkan hasil pengecekan, stok bahan pokok di Provinsi Riau pada Februari 2025 terpantau cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Beberapa komoditas utama yang tersedia antara lain beras sebanyak 46.666,5 ton, daging ayam 5.925 ton, gula pasir 4.384,25 ton, dan minyak goreng 8.608,92 ton.

Namun, tim juga mencatat adanya kenaikan harga pada sejumlah bahan pangan.

Harga minyak goreng kemasan Minyak Kita tercatat di kisaran Rp16.000-17.000 per liter, melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700.

Selain itu, harga cabai merah keriting asal Bukittinggi mencapai Rp52.000/kg, sedangkan dari Medan Rp44.000/kg.

Harga telur ayam ras naik dari Rp50.000 menjadi Rp52.000 per papan, dan bawang merah mengalami lonjakan signifikan dari Rp24.000 menjadi Rp38.000 per kg.

Dalam inspeksi ke gudang distributor, tim menemukan bahwa stok beras di Komplek Pergudangan Platinum mencapai 100 ton.

Sementara itu, di Komplek Pergudangan Angkasa II, PT Sukses Riau Permata sebagai distributor minyak goreng Minyak Kita menerima alokasi sebesar 120 ton untuk bulan Februari.

Pengecekan ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi lonjakan kebutuhan pangan menjelang Ramadhan serta memastikan distribusi berjalan lancar.

Satgas Pangan Polda Riau bersama Pemprov Riau akan terus memantau perkembangan harga dan stok bahan pokok guna mencegah potensi kelangkaan atau kenaikan harga yang tidak wajar.(*)