Sampah Nagari Situjuah Batua, Hasilkan Puluhan Juta Setiap Tahun

Seorang warga tampak memilah sampah yang bernilai.

LIMAPULUH KOTA-Sampah tidak selalu menjadi hal yang tak sedap dipandang. Jika dikelola dengan baik bisa menghasilkan uang. Di nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Limapuluh Kota, misalnya. Di sana sampah dikelola hingga menjadi nagari atau desa pertama di Provinsi Sumatera Barat, yang bisa mendatangkan uang dari sampah. Bermacam jenis sampah pasar tradisional, rumah tangga dan sampah perkantoran, diolah secara profesional untuk menghasilkan rupiah guna menambah Pendapatan Asli Nagari (PAN).

Setiap harinya, ada lima petugas kebersihan yang dikerahkan pemerintah nagari setempat untuk mengangkut sekitar 1.000 tong sampah yang tersebar di rumah penduduk, perkantoran dan sekolah. Petugas itu datang dengan menggunakan dua unit becak motor dan satu mobil pengangkut sampah.

Walinagari Situjuah Batua Dhon Vesky Dt. Tan Marajo, bersama Ketua Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Zul’adi dan Pucuk Adat Situjuah MKH. Dt. Majo Kayo, kepada Singgalang, Senin (4/11), mengatakan, pemerintah nagari Situjuah Batua mulai mengelola sampah secara profesional pada tahun 2018 silam. Saat ini, jumlah sampah yang dikelola setiap hari mencapai dua ton.

“Sampah-sampah tersebut, berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar tradisional, sampah perkantoran dan sekolah. Sebelum diangkut setiap pagi oleh petugas kebersihan, sampah-sampah itu dibuang masyarakat ke dalam 1.000 tong sampah yang disediakan pemerintah nagari di rumah-rumah penduduk, pasar nagari dan perkantoran, serta titik-titik strategis lainnya,” ujar Tan Marajo.

Menurutnya, hanya dengan mengelola sampah, nagari Situjuah Batua yang berada di Kecamatan Situjuah Limo Nagari ini, bisa meraup PAN hingga puluhan juta rupiah setiap tahunnya. Menariknya, pendapatan yang diperoleh dari pengelolan sampah itu, dikembalikan lagi kepada masyarakat setempat. Pengembaliannya dalam bentuk bantuan pendidikan, bantuan sosial dan kesehatan serta kegiataan pemberdayaan masyarakat desa dan adat.

“Dua ton sampah yang ada di Situjuah Batua setiap harinya, sebagian dikelola di rumah kompos yang disiapkan Badan Usaha Milik Nagari (BumNag) dan pemerintah nagari dengan binaan dari Universitas Andalas (Unand) Padang. Sedangkan sebagian lainnya, dibuang ke TPAS Regional Sumbar di Taratak, Padangkarambia, Kota Payakumbuh, melalui kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Limapuluh Kota,” tambah walinagari pilihan rakyat itu.

Ditambahkan Zul ‘Aidi, dalam pengelolaan sampah di Nagari Situjuah Batua, partisipasi masyarakat sangat tinggi. Bahkan, masyarakat setiap bulannya, membayar iuran sebesar Rp10 ribu setiap keluarga. Iuran itu berguna untuk pengangkutan sampah dari rumah-rumah mereka. “Di Situjuah Batua, sampah menjadi salah satu sumber PAN yang diatur melalui Peraturan Wali Nagari Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Sampah,” kata Zul ‘Aidi.

Tidak hanya menjadi percontohan bagi nagari lain, sukses Situjuah Batua dalam pengelolaan sampah juga mengantar nagari ini pada peringkat pertama Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Limapuluh Kota. Sesuai dengan data Kemendes-PDT dan TA P3MD Limapuluh Kota tahun 2019, Nagari Situjuah Batua berada pada peringkat pertama di Limapuluh Kota dengan total nilai IDM 0.848 dengan status IDM sebagai nagari/desa mandiri. bule