Padang  

Sambut Era Revolusi Industri 4.0, LDII Siapkan Warganya dengan Lokakarya

Dubes Singapura untuk RI Anil Kumar Nayar menerima cindramata dari Ketua Umum DPP LDII KH Abdullah Syam seusai menjadi pembicara dalam lokakarya pendidikan dan ekonomi di kantor DPP LDII Jakarta hari ini.

PADANG – DPP LDII bakal menggelar lokakarya nasional pada 10-13 September mendatang yang fokus dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Lokakarya nasional ini menjadi penting, karena, gelombang industri 4.0 menuntut adaptasi yang cepat dari masyarakat.

Menyikapi hal itu, Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sumatera Barat M Ari Sultoni berharap hasil Lokakarya Nasional ini dapat diimplementasikan di daerah terutama di bidang pemberdayaan ekonomi syariah dan pendidikan dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0.

“Lokakarya ini bentuk kesiapan LDII menyiapkan warganya untuk menghadapi tantangan global dan era revolusi industri 4.0 tidak hanya di pusat namun juga di setiap daerah,” katanya, Selasa (10/9) kepada wartawan di Padang.

Untuk itu, pihaknya mengirimkan tiga utusan untuk mengikuti kegiatan tersebut yakni Wakil Ketua Bustari Badal, Wakil Sekretaris Rohmat Syahrin dan Ketua Biro EPM H Novrialdi Djoelius.

“Kita sangat antusias mengikuti lokakarya ini sebagai persiapan menghadapi tantangan global dan era revolusi industri 4.0 untuk diterapkan di Sumbar,” katanya.

Terkait Lokakarya nasional itu, Ketua Umum DPP LDII Prasetyo Sunaryo mengatakan industri 4.0 ini menciptakan perubahan besar, di bidang ekonomi mengubah cara orang berproduksi, distribusi dan konsumsi.

“Sementara di dunia pendidikan, memberi pilihan-pilihan bagaimana siswa belajar,” ujar Prasetyo Sunaryo.

Lokakarya itu rencananya akan dibuka Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto, sekaligus menjadi pembicara kunci. Dalam pandangan LDII, masyarakat harus disiapkan dalam menyambut revolusi industri 4.0 harus. Salah satunya dengan menghilangkan gap dalam penggunaan internet.

Lokakarya nasional nantinya mengundang 200 orang perwakilan dari DPW-seluruh Indonesia, praktisi ekonomi dan pendidikan. Pertumbuhan sekolah dan pesantren di lingkungan warga LDII sedang digiatkan. Sementara di sisi lain, fokus pengembangan ekonomi syariah dengan usaha-usaha konvensional, harus berinovasi menghadapi economic shifting.

“Dunia pendidikan dan ekonomi merupakan tulang punggung bangsa untuk menjadi bangsa yang maju, untuk itu kedua hal ini harus bisa beradaptasi dengan era digital. Khususnya usaha-usaha yang dikelola dalam bentuk koperasi-koperasi majelis taklim warga LDII,” ujar Prasetyo.

Lokakarya yang bakal digelar pada 10-13 September tersebut, akan dihadiri sejumlah akademisi dan praktisi di bidang pendidikan dan ekonomi. Dari sisi teoritis, peserta bisa memahami gejala atau fenomena, sementara para praktisi akan memberikan pengalamannya melampaui era industri 4.0.(bambang)