Raja Barus Mangun Tampuk Bolon dari Sumut Ngopi Bareng Sutan Iskandar di RM Saruaso

Tampak Raja Barus Sumutra Utara dengan Rajo Siguntur didampingi ketua PWI Dharmasraya serta sejumlah awak media lainnya ngopi bareng di rumah makan Suruaso pada Selasa (14/9) di Sikabau. (Fery Piliang)

PULAU PUNJUNG – Ngopi bareng dengan Daulat Raja Barus Sumutra Utara yang juga menantu dari Raja Pagarung Muhammad Taufik Thayib yang didampingi Raja Siguntur Sutan Iskandar, SE.MH bersama dengan ketua PWI Dharmasraya Syafri Piliang, Yuni Darlis S.sos pada Selasa (14)9) dini hari.

Beliau dari Jambi rencana mau ke Pagaruyung usai pertemuan dia langsung ke Medan. “Tujuan utama ke Pagaruyung untuk bersilaturahmi dan bertemu dengan kaum kerabat disana, karena sudah lama tidak pulang kampung,” ujarnya.

“Insya Allah pada tahun ini, kita juga dapat gelar dari 7 negara di dunia yakni Sutan yang paling digemari masyarakat tentang masalah adat dan pusaka,” cetus menantu Pagaruyung itu.

Dikatakan Sutan Iskandar, pertemuan singkat antara Daulat Yang Dipertuan Raja Barus Sutan Mangun Tua Tampuk Nabolon dari Sumut itu dengan Sutan Iskandar Rajo singuntur, tanpa disengaja dan tidak ada janji sebelumnya.

Dia berkunjung untuk menemui saudaranya atau kerabatnya Istri dari Sulistyo Dt.Raho Indo.SH mantan walinagari Sikabau yakni Puti Yuni Darlis mantan anggota DPRD Tanah Datar priode 2014 s/d 2019.

Secara kebetulan politisi Hanura pengusaha rumah makan Suruaso tepatnya di Nagari Sikabau, Kecaman Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya.

Sutan Iskandar Rajo Siguntur juga apresiasi pertemuan yang relatif singkat itu dengan Daulat Raja Barus. Kata Iskandar untuk mempererat tali silaturahmi.

“Saling bertukar fikiran mengenai adat yang talakang dek paneh dan tak lapuak dek hujan,” ucap Sutan Iskandar yang akrab disapa ongah itu.

Selain bersilaturahmi kita juga memperbincangkan tentang nilai historis benda pusaka yang sudah lama terpendam terutama di Kerajaan Siguntur sehiliran Batang Hari merupakan salah satu sungai mengular sampai ke negeri Jambi,” tukasnya. (Fery Piliang)