PSBB, Jadilah Pahlawan

Jeffry Ricardo Magno

Oleh: Jeffry ‘bule’ Magno

Batang pisang saja waktu merebut kemerdekaan ikut “berjuang”. Sekarang kita dalam “berperang,” apakah tidak muncul agak sedikit rasa solidaritas itu. Tak usahlah nasionalisme. Kalau sekadar mangarengkang saja, semua orang bisa. Apalagi bacaruik. Masalah hari ini bukan itu. Tapi masalah kebersamaan dalam bencana.

Sejak Indonesia mengumumkan pertama sekali kasus Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) tanggal 2 Maret lalu, seakan genderang perang baru dimulai. Perang melawan musuh yang tidak kelihatan.

Rasa was-was lebih besar dari rasa ketakutan. Semua yang berada didekat serasa jadi musuh. Berdiri dekat-dekat rasa akan tertular saja. Begitu benarlah saat musim virus ini.

Karena hal itu pulalah, pemerintah turun tangan. Supaya masayarakatnya tidak kaleboh, dibuat aturan. Jarak terdekat yang diperbolehkan satu meter. Dilarang berkumpul-kumpul atau bahasa awaknya tidak boleh duduak di lapau.

Tapi itulah, aturan tinggal aturan. Nan masyarakat sukoati mereka pula. Tapi kita tidak bisa pula menyalahkan masyarakat. Karwna kalau tidak keluar, mereka tidak makan. Tapi sudahlah, itu urusan lain lagi. Biarlah pemerintah yang memikirkannya. Makanya pemerintah memperketat aturan itu. Dibuatlah aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Penerapan PSBB ini sudah banyak. Jakarta daerah pertama yang memberlakukan. Diikuti Jawa Barat. Sedangkan Sumatera Barat sendiri juga akan mengikutinya. Mulai Selasa 21 April 2020 ini, seluruh daerah di Sumbar akan memberlakukan PSBB ini. Segala pergerakan massa dibatasi. Tapi ada pengecualiaan bagi kebutuhan pokok dan obat-obatan serta alat pelindung diri (APD) petugas.

Pemeriksaan ketat seperti zaman perang di film-film hollywood diberlakukan. Semua kendaraan yang masuk kota diberhentikan. Polisi dan tentara meski tidak bersenjata, ikut mengamankan. Itu saja yang kirangnya dari film perang tadi. Tapi tak apalah, asal masyarakat aman dan terhindar dari wabah.

Saya saja sudah setengah jam bertenggek di atas mobil. Antre untuk diperiksa, begitulah keadaan kalau negara dalam keadaan tidak normal begini. Itulah kalau kita bernegara, berpemerintahan dan rakyat harus ikut agar jangan jangkang dilutok Corona.

Diperiksa-periksa di jalan, jangan muak-muak pula. Mundur setepak untuk maju selangkah. Patuh sajalah. Masalah ekonomi, nanti pemerintah turun-tangan. Dalam PSBB ini, semua tindak-tanduk ekonomi mesti dihentikan, diganti oleh bantuan massal.

Di tengah penerapan PSBB ini, jadilah pahlawan. Turuti saja apa yang disampaikan pemerintah. Sebab, pemerintah sudah memikirkan semuannya. Jangan madar juga. Untuk itu, jadilah pahlawan sebenarnya. Pahlawan untuk memutus mata rantai Covid-19. Setidaknya di daerah kita ini. (*)