PNM Jadikan BPR Syariah Haji Miskin Beraset Puluhan Miliaran

Hersam Sudarisman (kanan), Kepala Divisi Perencanaan, Riset dan Afiliasi PNM, didamping Andi Estetiono, Direktur Utama PNM Ventura Syariah (tengah), menyerahkan cenderamata pada Dirut PT BPRS Haji Miskin, Hendri Kamal di Tanah Datar, Rabu (17/7). (hendri nova)
PADANG-PT. Permodalan Nasional Madani (Persero) sukses menjadikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Haji Miskin Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), beraset puluhan miliar. Tak hanya itu, prestasi BPRS Haji Miskin juga melejit menjadi pemimpin pasar dari tujuh BPRS lainnya di Sumbar, baik dari laba yang dihasilkan maupun banyaknya pembiayaan yang berhasil mereka salurkan.
“BPRS Haji Miskin disuntik dana awal PNM pada 2008. Waktu itu, asetnya masih Rp5 miliar. Hampir setiap tahun modal PNM terus ditambah sehingga menjadi pemegang saham mayoritas. Sampai Juni 2019 aset telah berkembang menjadi Rp48 miliar,” kata Dirut PNM Ventura Syariah, Andi Estetiono, kepada rombongan Journalist Journey PNM 2019, Rabu (17/7).
Ia mengatakan, PNM tak hanya menyertakan modal namun juga melakukan pembinaan dan pelatihan kepada seluruh karyawan dan jajaran pengurus. Hasilnya sangat bagus, dengan makin meningkatnya kinerja karyawan dan jajaran pengurus, sehingga sistem dan manajemen semakin profesional.
“Kami melakukan evaluasi sekali dalam tiga bulan dan juga melakukan pelatihan,” tambahnya.
Sementara Direktur Utama PT BPRS Haji Miskin, Hendri Kamal mengatakan, total saham PNM mencapai 51,95 persen. Hal ini membuat PNM bisa menjadi pengendali, sehingga kelangsungan hidup BPRS Haji Miskin semakin jelas dan terarah.
“Awalnya pemilik PNM adalah individu, dimana kalau yang bersangkutan wafat, ahli warisnya belum tentu mau melanjutkan kepemilikan dan lebih cenderung menarik sahamnya,” ujarnya.
BPRS Haji Miskin berdiri sejak 2006, dengan modal awal Rp 1 miliar. Pada 2008 menerima modal awal dari PNM, sehingga jalan perusahaan semakin baik. Kini modal inti sudah mencapai Rp7 miliar.
“Pada semester I-2019, aset kami sudah mencapai Rp48 miliar. Kami harapkan akhir 2019 bisa menembus Rp50 miliar atau naik dari akhir tahun 2018 sebesar Rp47 miliar. Dengan demikian, kami menduduki peringkat ketiga dari sisi aset dari tujuh BPRS di Sumbar,” ungkapnya.
Sementara laba sebelum pajak per Juni 2019 mencapai Rp953 juta. Besar harapanya pada akhir tahun naik menjadi Rp1,2 miliar dari realisasi akhir 2018 sebesar Rp1 miliar.
“Dari sisi laba, kami nomor satu di antara BPRS di Sumbar,” ujarnya.
Sementara per Juni 2019, pihaknya sudah berhasil menyalurkan pembiayaan Rp42 miliar, atau naik dari Juni 2018 sebesar Rp29 miliar. Sementara target pembiayaan hingga akhir 2019 sebesar Rp44 miliar dari realisasi 2018 sebesar Rp35 miliar.
“Kami menjadi pemimpin pasar jika dilihat dari jumlah pembiayaan dibandingkan BPRS lain d Sumbar,” ujarnya.
Sektor yang paling banyak dibiayai adalah perdagangan grosir dengan kontribusi sekitar 27-30 persen. Sementara jasa, dan transportasi (bus pariwisata dan dump truk) berkontribusi sekitar 12 persen. Adapun peternakan sebesar 4 persen, pertanian 4 persen serta sisanya untuk pegawai dan karyawan.
Mereka juga menerima penyimpanan dana musiman dari pedagang grosiran dan juga pebisnis yang terjun pada hewan qurban. Setelah masa qurban selesai, dananya mereka simpan di BPRS Haji Miskin, untuk digunakan lagi di musim qurban berikutnya. (106)